Sufmi Dasco Ahmad adalah sosok yang sangat berpengaruh di Partai Gerindra dan merupakan salah satu orang kepercayaan Prabowo Subianto. Namun, Dasco mengambil langkah yang kontroversial, seperti menggalang revisi UU Pilkada yang memicu demo besar, hal ini bisa berdampak pada citra Partai Gerindra dan Prabowo secara keseluruhan.
Revisi UU Pilkada yang kontroversial dapat menyebabkan penurunan popularitas Prabowo dan Gerindra, terutama jika dianggap merugikan demokrasi atau menguntungkan pihak tertentu secara tidak adil.
Sufmi Dasco bergerak tanpa koordinasi yang tepat atau jika revisi ini dianggap bertentangan dengan kepentingan strategis Prabowo, hal ini dapat menyebabkan ketegangan di internal partai. Demo besar yang muncul sebagai reaksi terhadap revisi ini dapat memperburuk situasi, terutama jika masyarakat melihat hal ini sebagai upaya untuk merusak proses demokrasi.
Prabowo perlu memastikan bahwa setiap langkah yang diambil oleh kader-kader partainya, termasuk Sufmi Dasco Ahmad, sejalan dengan strategi jangka panjang dan tidak merusak hubungan dengan konstituen atau memicu reaksi negatif yang luas.
Sebelum menyetujui putusan MK, Dasco telah berulangkali menunjukkan sikap proaktif dalam mendorong revisi ini, dengan alasan bahwa sistem pemilihan kepala daerah saat ini tidak lagi relevan dengan kebutuhan masyarakat. Namun, seruan ini tidak lepas dari dugaan bahwa ada kepentingan tertentu yang ingin diakomodasi dalam revisi tersebut. Oleh karena itu, Prabowo perlu mencermati langkah-langkah Dasco dan mengevaluasi dampak dari setiap kebijakan yang diusulkan.
Kelompok sipil bisa memanfaatkan blunder yang dilakukan Dasco untuk menyerang Prabowo dan Gerindra, menggambarkan mereka sebagai kekuatan yang anti-demokrasi atau terlalu ambisius dalam merekayasa aturan untuk keuntungan pribadi.
Blunder yang dilakukan oleh Dasco juga bisa menimbulkan gesekan dengan partai koalisi atau mitra politik lainnya. Koalisi yang tidak solid bisa menjadi hambatan bagi Prabowo dalam menggalang dukungan yang lebih luas.
Prabowo perlu segera mengambil langkah untuk mengatasi dampak negatif dari sikap Dasco ini. Lebih baik Dasco tidak dijadikan pelaksana harian DPP Gerindra dan tak diangkat masuk pemerintahan Prabowo-Gibran. Langkah blunder Dasco membuat seluruh mahasiswa dan rakyat di seluruh Indonesia melakukan demo besar-besaran. Ada kekhawatiran demo ini ditunggangi pihak-pihak tertentu untuk menggagalkan pelantikan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden.
Prabowo perlu memperkuat koordinasi di internal partai untuk memastikan bahwa langkah-langkah strategis yang diambil oleh kader-kadernya selaras dengan visi dan misi partai serta tidak merusak citra publik Gerindra. Ini bisa dilakukan melalui pertemuan internal yang lebih sering dan penegasan terhadap disiplin partai.
Mengingat dampak media dalam membentuk opini publik, Prabowo perlu memastikan bahwa tim komunikasinya bekerja keras untuk mengelola pemberitaan terkait isu ini. Ini bisa dilakukan dengan menyebarkan informasi yang lebih seimbang dan mengatur wawancara atau talk show untuk menjelaskan posisi Gerindra secara lebih komprehensif.
Dengan langkah-langkah ini, Prabowo bisa memitigasi dampak negatif dari blunder Dasco, menjaga citra dirinya dan partainya, serta memastikan bahwa langkah-langkah politik yang diambil ke depan lebih strategis dan selaras dengan kepentingan publik.
Oleh: Muslim Arbi
Pengamat politik
______________________________________
Disclaimer: Rubrik Kolom adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan oposisicerdas.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi oposisicerdas.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.