Saling bantah antara Ketua DPW PKS DKI Jakarta Khoirudin dengan Anies Baswedan semakin meruncing di media sosial. Keduanya saling bantah dengan pesan suara yang seolah bocor di media sosial.
Saling bantah lewat pesan suara itu adalah soal saling klaim kebenaran tenggat waktu yang diberikan PKS kepada Anies untuk mencari dukungan dari partai lain untuk Pilkada Jakarta.
Anies menyebut tenggat waktu 4 Agustus 2024 adalah untuk menyetujui apakah mau berpasangan dengan Sohibul Iman atau tidak. Sementara Khoirudi menegaskan bahwa itu tenggat waktu untuk mencari dukungan dari partai lain.
Anies melalui Juru Bicaranya, Angga Putra Fidrian membenarkan pesan suara yang dikirim ke Khoirudin itu adalah benar suaranya.
Sementara Khoirudin juga membenarkan bahwa suara yang beredar kepada Anies di media sosial adalah juga suaranya.
Berikut adalah pesan suara lengkap saling bantah antara keduanya:
Pesan suara Anies:
Assalamualaikum Pak Khoiruddin dan semua teman-teman yang saya hormati, saya cintai.
Pak, ini saya rekam suara voice note aja Pak ya, supaya mudah, cepat, dan autentik.
Jadi, kita ingat ya Pak ya, dulu ketika saya sudah sesudah mendengar kabar bahwa PKS mendeklarasikan saya dan MSI sebagai pasangan calon, maka itu kan tandanya kita semua kerja bersama ya menuju tanggal pendaftaran nanti tanggal 27-29 Agustus.
Nah, cuma dalam perjalanan ini, beberapa hari kemarin kita dengar teman-teman jubir di PKS, dalam media, di TV-TV juga mengatakan bahwa Anies diberi deadline 40 hari, kemudian diberi deadline mencari partai hingga tanggal 4 Agustus.
Nah, berapa kali kita sama-sama tahu Pak Khoiruddin bahwa dalam urusan Pilkada ini kan kita sudah diarahkan tidak boleh berkomunikasi langsung saya dan Pak Khoiruddin dan juga yang lain-lain, tapi semua pembicaraan soal Pilkada ini harus satu pintu.
Dan Pak Khoiruddin mentaati, saya mentaati, semuanya hanya lewat PIC.
Nah, karena itu ini terkait dengan soal pernyataan jubir-jubir, saya juga sudah sampaikan kepada PIC, tapi juga rasanya saya perlu sampaikan kepada Pak Khoiruddin bahwa perlu diluluskan supaya teman-teman PKS di Jakarta, Pak Khoiruddin dan teman-teman semua yang selama ini kita berjuang bersama itu tahu, dan teman-teman yang mendukung, mengusulkan saya, saya ingin sampaikan kepada semua bahwa saya tetap berjuang bersama.
Dan tidak ada deadline atau tengah waktu yang dilewati. Ini perlu saya sampaikan juga agar teman-teman PKS di Jakarta itu tahu dan Bismillah kita yakin untuk terus berjuang bersama ke depannya.
Insya Allah sampai di akhir Agustus ini kita bisa sama-sama daftar.
Nah, tentang tanggal 4 Agustus. Mungkin saya ceritakan saja ya Pak Khoiruddin, begini ceritanya.
Pada hari Sabtu, tanggal 27 Juli, PIC dari PKS itu menghubungi saya, ini PIC tunggal ya, soal Pilkada, beliau menanyakan apakah bisa jumpa dengan beliau dan Pak Presiden PKS.
Saya sampaikan insya Allah bisa lalu diatur kita ketemu hari Minggunya, tanggal 28 Juli, sekitar 4 sore lah di rumah.
Nah, dalam pertemuan itu kita ngobrol panjang lebar, santai, relax, suasana juga menyenangkan.
Lalu beliau menyampaikan bahwa PKS memerlukan kejelasan apakah Pak Anies setuju dengan nama Pak MSI sebagai wakil.
Lalu beliau sampaikan juga bahwa diberi waktu seminggu, karena disampaikan hari Minggu, maka seminggu sampai Minggu berikutnya yaitu hari Minggu tanggal 4 Agustus.
Kenapa tanggal 4? Nah, disampaikan karena tanggal 7 rencananya akan ada rapat DPTP untuk memastikan bahwa pasangan AMAN ini sudah aman, jadi pasangan AMAN ini akan ditetapkan.
Nah, saya memang merasa perlu untuk ngobrol dan diskusi dengan Pak MSI, karena sesudah pengumuman kami belum sempat ngobrol bareng.
Saya waktu itu sedang tidak di Indonesia, jadi setelah saya pulang dari Indonesia, belum sempat juga langsung ketemu karena saya dirawat, Pak MSI juga harus operasi sehingga dirawat juga.
Dan kita sudah janjian, jadi sudah janjian akan ketemu hari Selasa, Selasa malam tanggal 30 Juli.
Jadi waktu ketemu Pak Presiden dengan utusan khusus soal Pilkada itu hari Minggu ya, 28. Dua hari kemudian kami jumpa, nah hari Selasa malam itu ngobrol agak panjang, hampir tiga jam dengan Pak MSI, ngobrol macam-macam yang kita diskusikan, soal Jakarta, soal gubernur, wakil gubernur, dan lain-lain. Waktu itu beliau diantar oleh Mas Kholid.
Nah, setelah ngobrol itu, besoknya saya langsung menghubungi PIC Pilkada yang selama ini di tugasi, karena memang harus pintu komunikasi satu, saya sampaikan bahwa kalau bisa ingin ketemu Pak Presiden hari itu juga.
Jadi akhirnya hari Rabu sore tanggal 31 Juli ya, saya berjumpa dengan Pak Presiden, dan dalam pertemuan itu saya sampaikan bahwa saya siap untuk berjuang bersama Pak MSI sebagaimana yang diputuskan di DPTP.
Jawaban itu disambut baik oleh Pak Presiden, disampaikan juga bahwa gini kira-kira, dengan adanya keputusan ini, maka mesin partai bisa mulai bergerak.
Jadi itu pembahasannya, sama sekali kita tidak membahas soal 40 hari dan lain-lain.
Cuma saya kaget aja mendengar jubir-jubir PKS di media mengatakan tenggat waktu 40 hari, lalu deadline 4 Agustus sebagai deadline mencari partai lain. Mengapa kaget? Karena memang tidak pernah dibahas ya.
Dan setahu saya memang tidak pernah ada deadline soal SK dari partai lain yang ada adalah soal apakah setuju dengan Pak MSI sebagai pasangan.
Dan itu juga seperti saya bilang tadi ya Pak, sudah disampaikan 31 Juli, 4 hari lebih awal dari yang diminta.
Jadi Pak Khoiruddin dan teman-teman semua yang saya hormati, itu kira-kira fakta yang sesungguhnya, dan itu juga yang saya jelaskan kepada teman-teman DPTW.
Jadi pada hari Senin malam, Pak Sakir Ketua DPTW, ada beberapa yang hadir juga termasuk Pak Aziz, kami jelaskan secara detail kronologisnya.
Jadi perlu saya sampaikan bahwa kami ini komunikasi intensif dengan partai-partai lain. Memang tidak diberitakan, tapi selalu kami sampaikan kepada penghubung apabila ada update-update.
Nah, sejauh ini tidak ada perubahan di partai-partai lain. Jadi memang mereka merasa belum perlu mengumumkan.
Nah, tapi partai pendukung ini menerima, tapi menunggu waktu yang tepat untuk diumumkan.
Inilah yang menurut saya perlu disadari. Nah, selama ini kita siap-siap, saya selalu sampaikan bahwa dalam komunikasi dengan partai mana pun, Cawagub itu dari PKS, dan kita bersiap-siap untuk bersama-sama memastikan langkah untuk maju bersama.
Nah, di sisi lain, saya menghormati dinamika yang ada di tiap partai, dan selalu hormat pada putusan yang dibuat oleh pimpinan partai.
Jadi kita tahu ada partai yang bisa mengumumkan awal dan cepat, tapi ada juga partai yang belum bisa mengumumkan awal dan cepat.
Sambil kita mengharapkan bahwa dalam kita sama-sama berjuang ini, fakta sesungguhnya yang digunakan, apalagi di hadapan publik. Bahkan ketika muncul pernyataan-pernyataan dari teman-teman jubir, saya sampaikan kepada jubir-jubir kami, jangan saling berbantah di depan umum.
Kita ini teman seperjuangan. Jangan saling berbantah. Jika ada yang berbeda, ya dibicarakan baik-baik.
Perjalanan kita masih panjang, perjalanan kemarin juga perjalanan bersama-sama yang panjang. Jadi jangan sampai hal-hal kecil ini kemudian menjadi keramaian di publik.
Padahal itu bisa kita obrolkan baik-baik untuk diluruskan.
Jadi saya memilih untuk menyampaikan juga ini ke Pak Khoiruddin dan teman-teman. Saya sekali lagi setegaskan, saya ini menghormati apapun keputusan partai.
Kita hormati, kita hargai, dan kita tahu masing-masing partai ini memiliki kendala, memiliki kesempatan yang berbeda-beda.
Punya kepentingan, punya misi yang khas partainya.
Jadi saya hormati keputusan partai, saya hormati langkah-langkah partai.
Jadi Pak Khoiruddin, bismillah, Insyaallah kita terus kerja bersama. Ini menuju pendaftaran tanggal 27 sampai 29 Agustus. Itulah waktu dimana kita memasukkan formulir B1 KWK untuk pendaftaran. Agar Bismillah berlayar dan mudah-mudahan kita bisa tuntaskan apa yang waktu itu kita bahas dengan teman- teman DPW, para anggota legislatif tentang hal-hal yang harus dilakukan di Jakarta.
Jadi itu Pak, bismillah, hari-hari ini, sekarang hari Jumat nih, hari Jumat, tanggal 9. Insyaallah 20-an hari lagi kita bisa sama-sama menjemput proses awal untuk Pilkada Jakarta.
Pak Khoiruddin, itu titip salam untuk teman-teman semua di Jakarta. Salam takzim dan nanti kita jumpa pada waktu yang berikutnya ya.
Terima kasih. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Balasan pesan suara dari Khoirudin ke Anies
Pak Anies yang saya hormati, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Terima kasih atas kiriman voice note ke saya, Khoiruddin, sebagai Ketua DPP PKS Jakarta.
Dan berikut saya kirim voice note ke Pak Anies yang saya hormati sebagai tanggapan pesan suara yang Pak Anies kirim ke saya.
Tapi entah bagaimana, malah sudah tersebar kemana-mana.
Sebagiannya malah dengan berbagai bumbu tidak sedap yang tidak sesuai dengan apa yang Pak Anies harapkan dalam voice note tersebut. Yaitu tidak munculnya saling berbantahan di publik.
Karena Pak Anies menegaskan dalam voice note itu bahwa Pak Anies tetap memposisikan PKS sebagai teman dalam perjuangan.
Dan karenanya Pak Anies menghormati apapun keputusan partai. Karena Pak Anies tentu masih ingat bahwa demi mencalonkan Pak Anies sebagai calon gubernur dalam Pilgub di Jakarta tahun 2017, PKS rela berkorban dengan menarik pencalonan kader utamanya yaitu Pak Mardani Ali Sera.
Bahkan ketika Pak Sandiaga Uno mundur dari Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk menjadi cawapres dan menyatakan bahwa Wakil Gubernur Jakarta menjadi jatah PKS dan ketika PKS tidak juga mendapatkan haknya itu, PKS tetap menjadi kawan Pak Anies hingga selesai Husnul Khotimah sebagai Gubernur Jakarta.
Dan bahkan mengusung sebagai calon presiden dalam Pilpres 2024 bersama NasDem dan PKB.
Maka sebagai teman izinkan saya mengklarifikasi apa yang Pak Anies sampaikan pada pesan suara kemarin soal pemberian tenggat waktu 40 hari hingga tanggal 4 Agustus.
Para jubir mengambil kesimpulan dari fakta bahwa menurut Presiden PKS sudah sejak 20 Juni 2024 sudah menyampaikan secara langsung ke Pak Anies soal keputusan DPTP PKS yang mencalonkan Pak Anies sebagai calon Gubernur dengan calon Wakil Gubernurnya dari kader PKS yaitu Bapak Muhammad Sohibul Iman, PhD.
Dan mengingatkan bahwa PKS tidak bisa mengusung sendiri dan meminta Pak Anies juga untuk memastikan NasDem dan atau PKB untuk ikut mengusung pasangan ini.
Dan secara terbuka keputusan ini diumumkan oleh Presiden PKS pada tanggal 25 Juni 2024.
Dan untuk kedua peristiwa ini Pak Anies menyambut positif dengan menjawab langsung ke Presiden PKS maupun via rekaman dari Spanyol yang diunggah di Medsos.
Dari situ kami menyimpulkan bahwa Pak Anies sudah menerima keputusan DPTP PKS mencagubkan Pak Anies dengan Pak Sohubul Iman sebagai cawagubnya.
Maka ketika akhir Juli Presiden PKS dan PIC-nya menyampaikan keputusan PKS langsung ke Pak Anies, soal tenggat waktu 4 Agustus tentu bukan soal persetujuan Pak Anies terhadap Pak Sohibul Iman sebagai cawagub untuk Pak Anies melainkan keberhasilan Pak Anies untuk mendapatkan kepastian tambahan dukungan dari partai lain seperti Nasdem dan atau PKB.
Agar Pak Anies dan Pak Sohibul Iman dapat didaftarkan sebagai calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta.
Karena sejak awal tentu Pak Anies paham bahwa sekalipun PKS dengan 18 persen perolehan kursi DPRD jadi pemenang pemilu legislatif di Jakarta tahun 2024 tapi belum bisa sendirian mencalonkan gubernur.
Tidak seperti saat PKS menang pileg di Jakarta tahun 2004 yang lalu saat itu PKS menang dengan 24% sehingga bisa mencalonkan gubernur dan wakil gubernur secara sendirian.
Dan Presiden Ustadz Ahmad Syaikhu selain secara terbuka meminta Pak Anies untuk berusaha agar bisa mendapatkan tambahan dukungan, Juga Pak Ustadz Ahmad Syaikhu secara terbuka sudah memperjuangkan Pak Anies dan Pak Sohibul Iman agar bisa mendapat dukungan maju sebagai calon gubernur dan wakil gubernur dengan menyampaikan meminta dukungan dan dari pimpinan partai Nasdem, Perindo, PSI, PKB bahkan Gerindra sekalipun.
Tetapi sampai melewati tanggal 4 Agustus ketika PIC dari PKS menanyakan hasil perjuangan Pak Anies untuk mendapatkan kepastian dari Nasdem dan atau PKB untuk mencalonkan Pak Anies ternyata Pak Anies belum bisa mendapatkan kepastian.
Sementara dari pimpinan Nasdem, Pak Sahroni dan PKB Pak Jazilul Fawaid justru pada akhir Juli dan awal Agustus malah menyampaikan pernyataan terbuka yang mudah dipahami bahwa mereka tidak jadi, tidak melanjutkan dukungan pada Pak Anies sebagai calon gubernur di Jakarta.
Demikianlah fakta yang juga di PKS sampaikan yang juga didapatkan Sementara saya Khoirudin pernah sampaikan langsung ke Pak Anies agar kalau tidak menerima Pak Sohibul Iman maka Pak Anies bisa mengenakan jaket putih masuk sebagai kader PKS jadi nanti sebagai calon gubernur dari PKS sehingga bisa mengambil calon wakil gubernur dari luar PKS.
Tetapi waktu itu Pak Anies tidak menyambut positif ajakan tersebut malah menyampaikan keinginan Pak Anies untuk netral.
Demikian Pak Anies klarifikasi kami tentu kami tidak berharap adanya saling berbantahan tapi juga agar warga yang terlanjur mendapatkan sebaran voice note dari Pak Anies mendapatkan informasi yang seimbang dan yang sebenarnya.
Kami sepakat dengan Pak Anies perjuangan untuk wujudkan Jakarta yang maju kotanya dan bahagia warganya masih panjang dan perlu terus diperjuangkan oleh siapapun pemimpin Jakarta.
Apalagi dengan posisi Jakarta sekarang dengan adanya IKN tidak lagi absolut disebut sebagai DKI Jakarta tetapi menjadi DKJ.
Maka mari bersama-sama sebagai sahabat dan sesama warga Jakarta mari menguatkan ukhuwah menjauhkan fitnah dan menghidupkan demokrasi dengan saling menghormati apalagi kemarin saat ketentuan saat pertemuan di acara walimahan Ustadz Suhaimi (cek) anggota DPRD dari PKS, Pak Anies malah menyampaikan langsung ke saya Khoiruddin bahwa Pak Anies ridho menerima keputusan Partai PKS karena keputusan PKS memang hanya untuk kemasalahatan Jakarta dan warganya.
Terima kasih Pak Anies salam hormat dari kami untuk seluruh keluarga Wassalamualaikum Wr. Wb
Sumber: jawapos
Foto: Anies Baswedan merespons ucapan Puan Maharani yang membuka peluang PDIP dapat mendukung dia kembali maju sebagai bakal calon gubernur Jakarta. (ANTARA/Genta Tenri Mawangi)