Sarankan Bobby Nasution Diperiksa Usai Diduga Terseret 'Blok Medan', Refly Harun: Damagenya Jauh Lebih Merusak -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Sarankan Bobby Nasution Diperiksa Usai Diduga Terseret 'Blok Medan', Refly Harun: Damagenya Jauh Lebih Merusak

Kamis, 08 Agustus 2024 | Agustus 08, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-08-08T01:19:36Z

Sosok Bobby Nasution yang diduga terseret dalam skandal 'Blok Medan' kembali menuai beragam tanggapan publik.

Nama menantu Presiden Jokowi, Bobby Nasution jadi sorotan usai disebut dalam persidangan kasus suap dan gratifikasi atas tersangka mantan Gubernur Maluku Utara, Abdul Gani Kasuba.

Baru-baru ini, Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun turut memberikan tanggapannya terkait dugaan Bobby Nasution turut terseret dalam kasus 'Blok Medan'.

Refly memberikan sindirannya dengan mengutip bunyi UUD 1945 pasal 33 ayat 3.

"Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran kelompok tertentu, bukan kemakmuran rakyat ya," kata Refly seperti dikutip Kilat.com dari kanal YouTube-nya Rabu, 7 Agustus 2024.

Refly lantas menyoroti pernyataan anggota DPR Fraksi PKS, Mulyanto yang menyebut adanya dugaan kasus tersebut membuat tata kelola pertambangan kian runyam.

Refly kemudian meminta Mulyanto sebagai anggota DPR untuk membentuk panitia khusus (pansus).

"Ya kalo runyam tata kelolanya bikin pansus dong, tapi gak bisa ya dia cuman sendirian sebagai oposisi," ujarnya.

Dirinya menyebut Presiden Jokowi kian gelisah jelang masa jabatannya yang akan berakhir pada 20 Oktober 2024.

Pasalnya, pemanggilan Bobby terkait dugaan kasus tersebut diagendakan setelah 20 Oktober 2024.

"Pemanggilannya itu setelah 20 Oktober, ini makin gelisah aja Jokowi setelah 20 Oktober ini," ucapnya.

Refly meminta penegak hukum untuk berani melakukan pengusutan tersebut meski melibatkan nama besar.

Pasalnya jika sebuah kasus korupsi diduga melibatkan nama besar, maka akan memberikan dampak yang signifikan.

"Gak peduli siapa, kalo dia memang terlibat kasus korupsi, proses," sebutnya.

"Terlebih kalo dia merupakan orang-orang dalam lingkar kekuasaan, kenapa perlu dilakukan penelusuran atau penyelidikan lebih dulu? Karena damage-nya itu jauh lebih merusak dibandingkan kalo yang melakukan orang yang tidak di lingkar kekuasaan, itu teorinya," lanjutnya.

Menurutnya, tidak mudah seseorang bisa terjun ke bisnis dunia pertambangan di Indonesia.

Pasalnya sosok yang akan terjun ke dunia pertambangan kata Refly, membutuhkan modal besar dan memiliki relasi dari pihak penguasa.

"Karena dia punya power berlebih, saya kira tidak gampang mendapatkan soal cawe-cawe di pertambangan itu kalo Anda orang biasa," katanya.

"Apalagi kalo Anda tidak punya modal besar, modalnya hanya nama besar misalnya, atau modalnya backing-nya orang besar," tuturnya.(*)

Sumber: kilat
Foto: Kolase menantu Presiden Jokowi, Bobby Nasution dan ilustrasi pertambangan (Kolase tangkap layar pemkomedan.go.id dan ilustrasi/Pixabay)
×
Berita Terbaru Update
close