Aksi unjuk rasa 'Jogja Memanggil' akan digelar Aliansi Mahasiswa Universitas
Gadjah Mada (UGM), di Yogyakarta, hari ini. Seruan demo mereka sebarkan di
akun X @UGMBergerak.
"Mengundang buruh, mahasiswa, akademisi, pedagang, pengusaha, agamawan,
wibu, K-Popers, dan siapa pun mereka yang masih berjuang untuk tinggal di
tempat yang lebih baik!" begitu bunyi seruan mereka, Selasa (27/8).
Aksi ini akan digelar pukul 09.00 WIB dengan 2 titik kumpul di Parkiran Abu
Bakar Ali, Malioboro, Kota Yogyakarta dan di Wisma Kagama, Bulaksumur,
Sagan, Kota Yogyakarta.
"Kosongkan kelas. Kosongkan kantor. Kosongkan rumah," ajak mereka.
Pada poster yang diunggah Aliansi Mahasiswa UGM, nampak seorang mengenakan
busana adat khas Raja Jawa, lengkap dengan mahkotanya. Poster kedua
bertuliskan Hati-hati Nepo Baby.
Mereka juga menyertakan beberapa tagar seperti #AdiliJokowi,
#GanyangMulyono, #LawanOligarki, dan #KawalPutusanMK.
Unggahan serupa juga muncul di Instagram @aliansimahasiswaugm.
"Tidak ada kata-kata indah untuk rezim Joko Widodo. Hanya ada satu kata
untuk rezim penguasa saat ini, LAWAN! Aksi Jogja Kembali Memanggil
mengundang semua mahasiswa, akademisi, buruh, pedagang, pengusaha, agamawan,
wibu, k-popers dan seluruh elemen masyarakat lainnya untuk turun ke jalan
dan bersuara bersama," undang mereka.
Aksi Jogja Memanggil ini merupakan aksi kedua dalam sepekan terakhir. Aksi
pertama digelar Kamis, 22 Agustus 2024, bertepatan dengan upaya pengesahan
revisi UU Pilkada oleh DPR yang dinilai publik sebagai upaya pengebirian
demokrasi dan pembegalan konstitusi.
DPR akhirnya membatalkan pengesahan di tengah masifnya aksi massa — yang
juga membawa poster "Peringatan Darurat". DPR memutuskan merujuk pada
Putusan MK dalam pelaksanaan Pilkada 2024.
Jateng Bergerak
Sebelumnya, aksi unjuk rasa juga muncul di Semarang dengan judul 'Jateng
Bergerak'. Aksi ini dipusatkan di Balai Kota Semarang pada Senin
(26/8).
Massa bergerak atas rasa muak akibat akrobrat elite-elite politik yang terus
mencoba mengakali konstitusi. Mereka juga membawa spanduk 'Memenggal Raja
Jawa', 'Tolak Politik Dinasti', dan sebagainya.
Aksi ini berlangsung ricuh, hingga polisi menembakkan water cannon dan gas
air mata, ke demonstran yang terdiri dari pelajar STM dan mahasiswa.
Beberapa dari mereka bahkan mencari perlindungan ke Paragon Mal,
Semarang.
Semprotan gas air mata polisi juga terasa hingga di permukiman warga. Dalam
video yang viral, tampak anak-anak yang sedang belajar mengaji meringkuk
ketakutan dan memakai odol di sekitar matanya untuk mengurangi efek pedihnya
gas air mata.
LBH Semarang mencatat, ada 21 pelajar STM dan 6 mahasiswa diamankan usai
unjuk rasa ini.
Sumber:
kumparan
Foto: Kerajaan Masapahit dibawa peserta demo Jogja Memanggil di Kota
Yogyakarta, Kamis (22/8/2024). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan