Kasus akun fufufafa di dalam platform Kaskus yang menghina Presiden terpilih, Prabowo Subianto saat ini masih menuai beragam tanggapan dari berbagai pihak.
Waketum Partai Gerindra Habiburokhman turut memberikan kritikannya terhadap akun fufufafa yang masih viral di media sosial.
Habiburokhman menilai, viralnya akun tersebut yang jadi bahan perbincangan publik selama hampir satu bulan itu merupakan fenomena aneh.
Pasalnya, anggota Komisi III DPR ini heran dengan sejumlah pihak yang mempersoalkan pemilik akun anonim itu.
Hal ini lantaran berbagai hinaan kepada Prabowo dalam postingan Kaskus fufufafa terjadi pada hampir sepuluh tahun silam.
"Kalau toh akun tersebut milik Mas Gibran, walau ternyata bukan, sikap mempersoalkan postingan di masa lalu adalah sikap yang ahistoris menurut Om Dewan sih," kata Habiburokhman seperti dikutip Kilat.com dari akun X-nya Selasa, 17 September 2024.
Meski demikian, dirinya tidak memungkiri postingan akun fufufafa tersebut sebagai dampak sengitnya pertarungan Pilpres antara Jokowi dan Prabowo pada 2014 silam.
Namun sejak adanya rekonsiliasi pada 2019, membuat pihak Prabowo dan Jokowi sepakat untuk mengabaikan semua sisa pertarungan politik di masa lalu mereka.
Atas dasar itu, Habiburokhman mengaku bingung malah ada pihak yang semangat untuk terus memanasi isu akun fufufafa.
Sebagai salah satu pihak yang dihina oleh akun fufufafa, Habiburokhman mengaku kini tidak mempermasalahan jejak digital kontroversi tersebut.
"Kok orang-orang itu justru yang seolah kebakaran jenggot ada apa? Ini para pemimpin dan rakyat juga sudah guyub, sudah rukun kok mau dipecah belah? Jangan ya dek ya," ujarnya.
Sebelumnya analis IT dari ICT Institute, Heru Sutadi juga tidak memungkiri viralnya akun fufufafa sebagai sisa atau jejak digital pertarungan sengit Pilpres 10 tahun silam.
Terlebih pada saat itu, mayoritas masyarakat Indonesia belum mendapatkan pemahaman atau edukasi dalam menggunakan media sosial.
Sehingga, anonimitas suatu akun pada saat itu menjadi sulit untuk terdeteksi. "Perempuan bisa jadi laki-laki, anak kecil bisa jadi dewasa jadi memang tidak serta merta kita menduga yang perempuan itu adalah perempuan yang nulis," tuturnya. (*)
Sumber: kilat
Foto: Waketum Partai Gerindra Habiburokhman dan Gibran Rakabuming Raka/Net