Ayah Ahmad Nizam Alfahri tidak kuasa menahan tangis saat menceritakan detik-detik sebelum mengetahui anaknya tewas dibunuh sang istri.
Pada awalnya, ia pulang ke rumahnya di Pontianak setelah selesai berdinas.
Biasanya, Ayah Nizam akan disambut oleh sang buah hati. Nizam selalu membuka pagar rumah dan senang melihat kedatangannya.
Ayah korban juga bercerita bahwa Nizam adalah anak yang baik karena selalu mengasuh adiknya meski berbeda ibu.
"Anak saya yang biasa bukain pintu kalau saya pulang kerja," katanya dikutip dari kanal YouTube Curhat Bang Denny Sumargo pada Minggu, 1 September 2024.
"Nizam biasanya ngasuh adiknya juga, baik dia itu," sambungnya.
Namun hari itu, ia terkejut karena tidak melihat keberadaan bocah berusia enam tahun tersebut.
Dia lantas bertanya kepada ibu tiri korban alias pelaku, Iftahurrahman, mengenai kondisi putranya.
Pelaku membuat alibi dengan mengatakan Nizam pergi dijemput oleh ibu kandungnya bernama Tiwi.
"Katanya kan kemarin sama mamahnya yang jemput, suruh jemput Nizam katanya mau diajak jalan-jalan," jelasnya.
Pelaku kemudian berdalih pacar Tiwi sudah membawa Nizam ke bandara.
Mendengar penjelasan tersebut, Ayah korban tak percaya dan langsung melapor ke polsek karena menduga anaknya sudah diculik.
Sebelumnya, Nizam ditemukan tewas membusuk dalam karung pada Kamis, 22 Agustus 2024 pukul 19.05 WIB.
Ia dianiaya oleh ibu tirinya di rumahnya di Kelurahan Parit Tokaya, Kecamatan Pontianak Selatan, Selasa, 20 Agustus 2024. (*)
Sumber: kilat
Foto: Ayah Ahmad Nizam Alfahri ceritakan detik-detik sebelum anaknya ditemukan tewas. (YouTube Denny Sumargo)
