Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut kultur politik menegasikan pemerintah sebelumnya telah menjadi budaya di Indonesia tak kan diulangi oleh Prabowo Subianto.
Kata Dahnil Anzar Simanjuntak, kemajuan suatu negara dan bangsa hasil dari akumulasi pembangunan atau yang biasa dirinya sebut 'Accumulative Advantage'.
"Tradisi saling mengutuk, Rezimnya Bung Karno digantikan rezim Pak Harto, Pak Harto mengutuk rezim Bung Karno. Bahkan, berusaha menegasikan semua warisan baik yang sudah dimulai Bung Karno," katanya, di kutip dari kanal YouTube Cokro TV, Rabu, 25 September 2024.
Dahnil mengatakan, jika budaya mendegradasi warisan pembangunan tidak hanya terjadi di era Soekarno dan Soeharto.
Melainkan berlanjut hingga ke era reformasi, bahkan hingga hari ini ada upaya untuk menegasikan presiden Jokowi.
Dirinya juga tidak sepakat apabila catatan sejarah hanya membenarkan pemenang, dan melupakan yang kalah. Karena hanya akan menghambat kemajuan Indonesia.
"Ini yang sebenarnya jadi tradisi buruk bagi pembangunan dan masa depan Indonesia," Ujar Dahnil.
Dan Dahnil menyebut jika Prabowo akan menjaga warisan pembangunan oleh pemimpin bangsa terdahulu, dan tidak akan menegasi presiden terdahulu.
Serta rekonsiliasi di 2019, antara Jokowi dan Prabowo merupakan awal dimulainya kultur baru tersebut.
"Pak Prabowo mau mengambil hal yang baik dari Soekarno, sampai dengan Pak Jokowi hari ini," ungkapnya.(*)
Sumber: kilat
Foto: Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut Prabowo akan memutus tradisi menegasikan lawan politik (Tangkap layar YouTube Cokro TV)