Joko Widodo (Jokowi) dianggap panik dan cemas jelang berakhirnya masa jabatan sebagai Presiden pada 20 Oktober 2024 mendatang.
Menurut Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi, terdapat berbagai alasan yang membuat Jokowi saat ini panik dan cemas menjelang lengser.
"Panik dan cemas Jokowi saat ini bukan saja karena tidak punya 'rumah' seperti Megawati dan SBY, tetapi tekanan dan desakan masyarakat agar Jokowi diadili atas sejumlah pelanggaran konstitusi dan KKN selama berkuasa semakin keras," kata Muslim kepada RMOL di Jakarta, Selasa (24/9).
Muslim menilai, Jokowi tidak akan ada yang membela seperti Megawati dan SBY yang masih memiliki partai politik (parpol).
"Siapa yang akan bela Jokowi dari tekanan publik? Karena faktor KKN, merusak, demokrasi, konstitusi, moral dan hukum yang dilanggar Jokowi selama ini sehingga rakyat meminta tanggung jawabnya. Mau berlindung ke mana? Jika rumah yang ada saat ini tidak melindunginya," terangnya.
Apalagi, lanjut dia, Jokowi juga sudah dianggap sebagai Malin Kundang dari PDIP dan Megawati yang telah membesarkannya.
"Susah Jokowi dilindungi. Satu persatu pembelanya malah berbalik menyerangnya. Buzzer-buzzer bayarannya pada lari dan berbalik menyerangnya. Itu kecemasan dan kepanikan yang dirasakan saat ini," pungkas Muslim.
Sumber: rmol
Foto: Presiden Joko Widodo/Net