Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi Gereja Katolik, mendengarkan lantunan ayat suci Al-Qur’an saat tiba di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, pada Kamis pagi (5/9/2024). Kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian lawatan Paus Fransiskus ke Indonesia, dengan fokus pada pertemuan antarumat beragama yang melibatkan tokoh-tokoh lintas agama.
Sesampainya di Masjid Istiqlal, Paus Fransiskus disambut hangat oleh Imam Besar Masjid Istiqlal, KH Nasaruddin Umar, yang mengenakan pakaian serba putih. Selain itu, Paus juga bertemu dengan sejumlah tokoh dari berbagai agama yang turut menghadiri acara tersebut. Kunjungan ini dimulai dengan perjalanan simbolis melalui Terowongan Silaturahmi, yang menghubungkan Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral, sebagai lambang perdamaian dan kerukunan antara umat Islam dan Katolik di Indonesia.
Setelah melewati Terowongan Silaturahmi, Paus Fransiskus dan para pemimpin lintas agama menuju tempat utama acara. Acara ini dibuka dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh seorang remaja putri, yang membacakan ayat dari Surah Al-Baqarah ayat 62. Ayat ini kemudian diterjemahkan ke dalam dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, sehingga semua hadirin dapat memahaminya.
Setelah pembacaan ayat Al-Qur’an, acara dilanjutkan dengan pembacaan Injil oleh Romo Mikail Endro Susanto. Injil yang dibacakan adalah dari Lukas 10:25-37, yang juga diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Kedua kitab suci ini, baik Al-Qur’an maupun Injil, mencerminkan pesan perdamaian dan persaudaraan universal yang menjadi inti dari pertemuan tersebut.
Selain pembacaan ayat suci, pertemuan ini juga diwarnai dengan penandatanganan dokumen penting yang berisi kesepakatan bersama para tokoh lintas agama mengenai isu-isu kemanusiaan. Dokumen ini merupakan bentuk komitmen bersama untuk memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan, seperti toleransi, perdamaian, dan persatuan di tengah perbedaan agama.
Kunjungan Paus Fransiskus ke Masjid Istiqlal ini menekankan pentingnya dialog antaragama dan memperkuat hubungan antarumat beragama di Indonesia, yang dikenal sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, namun juga memiliki keberagaman agama yang tinggi. Acara ini menjadi momen bersejarah yang menunjukkan bagaimana pemimpin dari berbagai kepercayaan dapat bersatu dalam upaya untuk mempromosikan kedamaian dan kemanusiaan.
Kehadiran Paus Fransiskus di Indonesia ini tidak hanya mempererat hubungan antara umat Katolik dan Muslim, tetapi juga memperlihatkan peran penting agama dalam mempromosikan keharmonisan sosial. Dengan latar belakang keragaman agama di Indonesia, acara ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi upaya-upaya serupa di seluruh dunia, di mana dialog dan kerja sama antaragama menjadi fondasi bagi terciptanya masyarakat yang lebih inklusif dan damai.
Paus Fransiskus, yang dikenal dengan semangatnya dalam mempromosikan perdamaian, menggunakan kesempatan ini untuk menegaskan bahwa agama seharusnya menjadi jembatan, bukan tembok pemisah, dalam mempererat hubungan antarmanusia. Melalui pertemuan ini, diharapkan nilai-nilai kemanusiaan dan solidaritas antaragama dapat terus berkembang, memberikan kontribusi positif bagi perdamaian dunia.
Sumber: suaranasional
Foto: Paus Fransiskus (IST)