Kisah Pembebasan Sandera Garuda Indonesia DC 9 Woyla 1981, Untung Suroso: Selesai Dalam 2 Menit 49 Detik! -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Kisah Pembebasan Sandera Garuda Indonesia DC 9 Woyla 1981, Untung Suroso: Selesai Dalam 2 Menit 49 Detik!

Selasa, 17 September 2024 | September 17, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-09-17T15:56:27Z

Kisah heroik pembebasan sandera pesawat Garuda Indonesia DC 9 Woyla tahun 1981 diungkap oleh Letnan Kolonel Inf (Purn) Untung Suroso. Operasi Militer ini jadi aksi teroris pertama di dunia.

Untung Suroso diketahui saat itu memimpin satuan kecil Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dalam operasi pembebasan sandera pesawat Garuda tersebut.

Untung mengungkap salah satu kisah bersejarah yang saat itu terjadi di Bandara Don Mueang, Bangkok, Thailand.

Pesawat Garuda Indonesia jenis Douglas DC-9 dibajak oleh sekelompok teroris dan kasus ini diserahkan ke Kopassus.

Operasi ini tersebut disebut Operasi Woyla dan sempat disorot dunia militer dunia gegara diselesaikan dalam waktu 2 menit 49 detik. 

Untung Suroso yang kala itu memimpin enam prajurit membeberkan bagaimana detik-detik operasi terlaksana. “Saya memberikan aba-aba untuk menyerbu, saya mulai menghitung waktu dengan stopwatch, bukan jam tangan biasa. Stopwatch ini adalah perlengkapan khusus dari Amerika. Saya terkejut ketika melihat waktu operasi selesai dalam 2 menit 49 detik,” katanya dilansir dari YouTube Puspen TNI. 

Tim Kopassus diketahui dibagi jadi tiga bagian depan, tengah, dan belakang dan hanya terdiri dari dua orang. Soeroso kala itu ambil posisi di dekat pintu depan untuk mengawasi situasi.

Ada salah satu teroris dengan tubuh besar bak benteng pertahanan yang ditembak berkali-kali namun terus bangkit. Namun saat akhirnya berhasil dilumpuhkan secara total membuat pasukan berhasil selamatkan semua penumpang dalam waktu singkat.

Sayangnya, pilot pesawat yang bernama Kapten Herman Rante ditemukan tewas tertembak di bagian kepala oleh teroris. Prajurit Kopassus Achmad Kirang juga gugur gegara dapat tembakan di bagian perut.

Saat evakuasi, penumpang memberi tahu bahwa ada teroris yang berusaha berbaur dengan penumpang lainnya dan akhirnya dilumpuhkan dengan tembakan. “Saya tembak kakinya supaya dia cacat, sehingga itu menjadi peringatan. Tapi ternyata dia mati karena kehabisan darah,” pungkas Soeroso.

Terkuak bahwa kelompok teroris ini masuk dalam bagian Komando Jihad yang menyamar sebagai penumpang. Kelompok ini menuntut pembebasan 80 anggota kelompok mereka dan meminta uang USD1,5 juta pengusiran warga negara Israel dari Indonesia serta pencopotan Wakil Presiden Adam Malik. 

Operasi Militer yang disebut Operasi Woyla ini diketahui berlangsung dalam hitungan menit dan membuktikan pasukan Kopassus siap hadapi situasi penuh tekanan dan terberat sekalipun.(*)

Sumber: kilat
Foto: Letkol Inf (Purn) Untung Suroso, pemimpin satuan kecil Kopassus yang ada di pembebasan sandera Operasi Woyla (YouTube Puspen TNI)
×
Berita Terbaru Update
close