Ketua Sementara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nawawi Pomolango mengatakan pimpinan tidak perlu menyampaikan hasil analisa laporan dugaan penerimaan gratifikasi dibalik penggunaan jet pribadi putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep.
Nawawi Pomolango menyebut hal tersebut tidak terlalu penting sehingga tak perlu disampaikan oleh pemimpin KPK.
“Pimpinan enggak penting-penting amat lah harus mengumumkan yang seperti itu,” ucap Nawawi kepada wartawan di Gedung ACLC KPK, Jakarta Selatan, Rabu (25/9/2024).
Pimpinan berlatar belakang hakim ini menyatakan hasil analisa KPK akan diumumkan Deputi Pencegahan dan Monitoring KPK Pahala Nainggolan.
Nawawi menilai, Pahala yang paling sering menyampaikan informasi seputar dugaan gratifikasi itu.
"Di kedeputian pencegahan saja, sebelumnya kan beliau sering ngomong ini," kata Nawawi.
Pernyataan Nawawi itu bertolak belakang dengan yang disampaikan Pahala beberapa waktu lalu.
Pahala bilang pimpinan KPK yang akan mengumumkan hasil analisis KPK terkait Kaesang.
“Sudah rampung. Hari ini saya kirim ke pimpinan nanti pimpinan yang menyampaikan,” kata Pahala kepada wartawan melalui keterangan tertulisnya beberapa waktu lalu.
Kaesang Pangarep telah mengklarifikasi terkait dugaan gratifikasi jet pribadi yang ditumpanginya ke Amerika Serikat (AS) Agustus lalu. Kaesang datang ke gedung KPK lama pada Selasa, 17 September 2024.
Menurut ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu, pesawat yang ia tumpangi bersama istrinya, Erina Gudono, merupakan milik seorang kawan dan ia hanya nebeng.
“Tadi saya juga di dalam mengklarifikasi mengenai perjalanan saya tanggal 18 Agustus ke Amerika Serikat, yang numpang atau bahasa bekennya nebeng lah, nebeng pesawatnya teman saja,” ujar Kaesang di gedung KPK.
Kendati demikian, KPK mengungkap bahwa teman Kaesang yang memberikan tumpangan tidak ikut dalam perjalanan ke AS menggunakan jet pribadi tersebut.
Hanya ada empat orang yang menjadi penumpang saat itu yakni Kaesang, Erina, kakak Erina, dan seorang staf.
Adapun sebelumnya, Pahala menyebut Kaesang membayar Rp90 juta per orang untuk naik jet pribadi.
Dia meluruskan, angka tersebut merupakan estimasi saja yang disampaikan oleh Kaesang, jika harus membayar tiket perjalanan ke Amerika Serikat.
"Estimasi kalau enggak nebeng kan naik business class per orang 90 juta," kata Pahala.
Saat ditemui di kesempatan terpisah, Pahala juga menjelaskan bahwa tadinya Kaesang hendak naik pesawat business class berempat. Satu orangnya dengan tiket Rp90 juta. Namun Kaesang diajak nebeng oleh temannya.
"Dia bilang kalau business class itu 90 juta, ya gue dulu aja terima angkanya, misalnya kalau ditetapkan jadinya berapa (nilai seharusnya, red), kan belum tentu juga ngikutin (angka estimasi Kaesang, red)," kata Pahala.
Saat melakukan klarifikasi, Kaesang menyebut jet pribadi itu adalah milik temannya berinisial Y. Tak dijelaskan lebih jauh soal sosok Y itu.
Pahala pun menyampaikan bahwa komisi antirasuah bakal mengklarifikasi teman Kaesang terkait jet pribadi tersebut.
"Kita lihat, ya, kita lihat apakah benar begitu (jet pribadi milik teman Kaesang, red). Kita konfirmasi pasti (teman Kaesang, red)," ujar Pahala.
Pahala juga sempat mengungkapkan identitas teman Kaesang yang dimaksud tersebut.
"Enggak disebut detail siapa, cuma nama gitu. Kita juga enggak tahu. Inisial Y kalau enggak salah depannya," kata dia
Sumber: tribunnews
Foto: Ketua KPK Nawawi Pomolango/Tribunnews.com/ Ilham Rian Pratama