Politikus PDIP Ribka Tjiptaning mengkritik keras kelakuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sudah meninggalkan kepentingan rakyat. Mantan Wali Kota Solo itu lebih memperjuangkan keluarganya.
“Mari bersatu untuk melawan Jokowi. Jangan salahkan rakyat sebut Jokowi anjing kapitalis,” kata Ribka Tjiptaning dalam video yang beredar di acara peringatan 27 Juli (Kudatuli) beberapa waktu lalu.
Ribka menilai Rezim Jokowi sudah menjadi Neo-Orba. “Yang punya uang di sana, militer di sana, penguasa di sana, dan rakyat bersatu tidak bisa dikalahkan. Hati-hati rezim ini Neo-Orba,” paparnya.
Ribka menilai banyak pelanggaran HAM dalam peristiwa ‘Sabtu Kelabu’ yang terjadi pada 27 Juli 1996 itu.
“Kita sepakat mendesak Jokowi bahwa peristiwa 27 Juli ini dimasukkan dalam pelanggaran HAM berat,” tegasnya.
Ia mengatakan, Kudatuli merupakan peristiwa pengambilalihan paksa Kantor DPP PDI yang dikuasai Megawati Soekarnoputri oleh massa pendukung Soerjadi. “Kalau tidak ada Reformasi tidak ada anak buruh bisa jadi gubernur, tidak ada Reformasi tidak ada anak petani bisa jadi bupati, wali kota, tidak ada Reformasi tidak ada anak tukang kayu jadi presiden,” tegas Ribka.
Hingga 28 tahun berselang, pengorbanan sejumlah elemen masyarakat dalam memperjuangkan demokrasi kala itu kini telah dinikmati banyak pihak, termasuk Jokowi dan keluarganya. “Dulu yang bisa jadi pejabat dari RT, RW, lurah, camat itu pasti Golkar, tapi karena ada peristiwa 27 juli, Reformasi maka ada satu perubahan yang dahsyat yaitu bisa semua anak rakyat mimpinya bisa tercapai,” ujarnya.
Sumber: suara
Foto: Ribka Tjiptaning (IST)