Aneh, Siswi MAN Gorontalo Tak Keberatan Video Asusila Diviralkan? -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Aneh, Siswi MAN Gorontalo Tak Keberatan Video Asusila Diviralkan?

Selasa, 01 Oktober 2024 | Oktober 01, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-10-01T00:02:37Z

Kasus dugaan pelecehan yang melibatkan seorang siswi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) di Gorontalo, dengan seorang guru berinisial DH (57) terus menjadi sorotan publik.

Baru-baru ini, sebuah unggahan yang diduga berasal dari siswi berinisial P muncul di media sosial, berisi pengakuan tentang awal mula dugaan pelecehan yang dialaminya.

“Jujur saya sangat-sangat sedih, kecewa, tidak tahu harus bagaimana di posisi tersebut,” ujar P dikutip pada Senin (30/9/2024).

Dalam unggahan tersebut, P menceritakan bahwa kejadian bermula saat ia pertama kali masuk ke MAN 1 Gorontalo.

Sebagai seorang yatim piatu, P bertekad mengejar pendidikan dan prestasi agar bisa mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliah.

“Semua berawal saat saya masuk di MAN 1 Gorontalo. Saya seorang yatim piatu. Dari awal masuk sekolah saya sudah meyakinkan diri saya untuk berusaha keras mengejar ilmu, dan prestasi karena memang untuk hidup sudah tidak ada dari orangtua,” ucapnya.

“Saya sangat ingin untuk mencapai sarjana dengan beasiswa yang saya dapat,” sambung dia.

P mengungkapkan bahwa ia mulai menerima pelecehan dalam bentuk verbal dari DH, yang kemudian berkembang menjadi tindakan fisik.

“Pada satu hari, saya mulai mendapatkan pelecehan verbal. Dengan ucapan ucapan tidak pantas dari Guru (DH),” sebutnya.

Kala itu, kata P, ia tidak terlalu menanggapi dengan serius. Namun, lama kelamaan mulai menyentuh bagian seperti pundak, merangkul, dan lainnya.

Awalnya, P mengira perlakuan tersebut sebagai bentuk perhatian layaknya seorang ayah kepada anaknya.

“Awal saya yang memang belum paham tentang kasih sayang yang sesungguhnya, menganggap itu seperti seorang ayah kepada anak juga terkadang memberikan untuk kehidupan,” P menuturkan.

Namun, seiring berjalannya waktu, P menyadari bahwa perlakuan tersebut sudah melampaui batas.

“Tapi semua itu ternyata penilaian saya salah saat saya mulai dipeluk, disentuh bagian (red), dan lain,” tukasnya.

P mengaku bingung dan takut untuk melaporkan kejadian itu, khawatir tidak ada yang mempercayainya, apalagi karena ia tidak memiliki bukti kuat.

“Saat itu saya bingung, saya ingin bercerita kepada siapa. Orangtua tidak ada, bercerita kepada teman pun takut dipandang hina,” imbuhnya.

“Dipikiran saya saat itu jika saya lapor saya yang tidak dipercayai oleh guru lain, dan siapapun karena saya tidak memiliki bukti apapun lalu saya di keluarkan dari sekolah (Seperti yang mempunyai uang dan kuasa yang menang),” tambahnya.

P juga khawatir akan dikeluarkan dari sekolah jika berani melapor, yang akan menghancurkan impiannya untuk melanjutkan pendidikan.

“Untuk melapor saya takut karena untuk masuk sekolah saja saya berjuang sendiri dengan susah payah. Jika saya dikeluarkan saya tidak mempunyai harapan dan cita-cita pupus. Walau saya benar sakit hati, kecewa, marah bercampur menjadi satu,” tuturnya.

Menurut pengakuan P, kondisi ini terus berlangsung hingga ia merasa terpaksa mengikuti keinginan DH akibat ancaman akan dikeluarkan dari sekolah.

“Lama kelamaan saya mulai (disentuh, red). Awal-awal saya sangat menolak. Tapi dengan ancaman dia mengeluarkan dari sekolah saya pun mengikuti,” jelasnya.

P menuturkan bahwa ia sangat terpukul dan merasa sendirian, namun tidak berani berbicara kepada siapapun karena takut dipandang rendah oleh teman-temannya.

“Saya sadar diri bahwa saya benar-benar sendirian, serba kurang dan ditambah pelecehan terhadap saya,” terangnya.

Saya sangat bersyukur walau saya malu untuk video yang beredar. Saya tidak akan melarang atau menyuruh untuk berhenti menyebarkan karena itu adalah keinginan dan niat kalian masing-masing ditanggung sendiri dengan Allah.

Karena saya sudah sangat-sangat bersyukur kepada Allah tidak menjadi budak seks lagi, walau saya mungkin dikucilkan dari orang orang yang tidak tahu benar keadaan saya dan menjadi diri saya.

P juga menyampaikan rasa syukurnya meskipun video yang menampilkan dirinya telah tersebar luas di media sosial (Medsos).

“Jika pandangan kalian tentang saya di video itu salah saya sangat memohon maaf,” cetusnya.

Ia menyatakan tidak akan melarang penyebaran video tersebut, tetapi meminta publik untuk tidak langsung menilai atau menghakiminya hanya dari video singkat itu.

“Dan saya mohon jangan kalian nilai hanya dengan lima menit kalian menilai saya menikmati atau sebagainya,” P menekankan.

P melanjutkan bahwa peristiwa yang dialaminya berlangsung dalam waktu yang lama.

“Karena banyak hari sampai bertahun yang saya lewati dengan sengsara. Untuk dosa jariyah saya sudah siap untuk menanggung karena hanya Allah yang tahu bagaimana keadaan saya saat itu,” akunya.

P berterima kasih kepada orang-orang yang telah memberikan semangat dan dukungan moral kepadanya.

“Terimakasih semua untuk semangat yang kalian berikan sehingga saya tetap hidup dan tersenyum walau berat,” tandasnya.

Ia mengaku sedang berada dalam kondisi yang sangat terpuruk, namun mencoba bertahan dan melanjutkan hidup.

“Mohon maaf jika banyak chat pertanyaan yang tidak saya jawab karena jujur saya sedang benar-benar hancur. Untuk yang bertanya Akun Palsu atau Asli terserah kalian saya tidak akan melarang karena penilaian dari masing-masing diri kalian,” kuncinya

Foto: Tangkapan Layar - ist
×
Berita Terbaru Update
close