Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengintruksikan seluruh jajaran untuk menindak tegas premanisme yang ada.
Terlebih pasca adanya pembubaran paksa diskusi "Silaturahmi Kebangsaan Diaspora Bersama Tokoh dan Aktivis Nasional" yang digelar Forum Tanah Air (FTA) di Hotel Grand Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu (28/9).
"Bapak Kapolri Listyo Sigit Prabowo juga telah menginstruksikan yang sebelumnya dan seterusnya sampai dengan ke depan, menginstruksikan kepada seluruh jajaran untuk menindak tegas dan tidak akan mentolerir segala bentuk tindakan premanisme dan anarkis yang dilakukan oleh kelompok masyarakat mana pun dan dengan alasan apa pun," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (30/9).
Untuk itu Polri telah melakukan penyelidikan secara cepat dan menangkap tersangka.
"Kami dari pihak Kepolisian Negara Republik Indonesia juga mengecam keras terkait dengan kegiatan tersebut yang dilakukan secara brutal kemarin di Kemang," kata Trunoyudo.
Trunoyudo pun mengimbau masyarakat untuk menjaga keamanan dan ketertiban bersama, terlebih mendekati masa-masa Pilkada.
Sejauh ini, Polisi mengamankan lima orang dalam kasus pembubaran paksa dan telah menetapkan dua orang sebagai tersangka.
Pertama FEK, ini sebagai Koordinator lapangan, kemudian GW ini sebagai pelaku pengerusakan spanduk.
Sementara tiga orang lain yang diamankan, masing-masing berinisial JJ, LW, dan MDM.
Para tersangka dijerat dengan Pasal 170 KUHP Jo Pasal 406 KUHP. Sementara bagi tersangka penganiayaan dijerat dengan Pasal 170 KUHP Jo Pasal 351 KUHP.
Sumber: rmol
Foto: Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo/RMOL