Saat ini beredar kabar Presiden Prabowo Subianto akan mengganti menteri yang meminta anggaran Rp 20 triliun dan memanfaatkan kop surat kementerian untuk kepentingan pribadi.
“Pak Prabowo sudah tahu beberapa menteri yang bikin gaduh. Ini yang tidak disukai Pak Prabowo. Kabarnya dalam 6 bulan menteri yang minta anggaran Rp20 triliun, menteri yang memanfaatkan kop surat untuk kepentingan pribadi akan diganti,” kata sumber di kalangan internal Gerindra yang tidak mau disebut namanya yang dikutip dari www.suaranasional.com, Ahad (27/10/2024).
Menurut sumber itu, Presiden Prabowo selalu berpesan kepada para menteri tidak membuat kegaduhan. “Pesan beliau agar menteri bekerja untuk rakyat,” tegasnya.
Kata sumber itu, para menteri yang sudah mendapat retreat di Akmil Magelang untuk bersatu dalam pemerintahan Prabowo. “Pak Prabowo selalu menekankan persatuan di Kabinet Merah Putih,” ungkapnya.
Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Ujang Komarudin menilai Presiden Prabowo Subianto harus mengambil sikap terhadap para menteri yang bikin gaduh dan memancing kontroversi di ruang publik. Ujang menilai Prabowo perlu menekankan kepada jajarannya agar mampu bersikap dan memberi pernyataan yang merugikan pemerintahan Prabowo-Gibran.
“Perlu Pak Prabowo menekankan kembali kepada para menteri untuk tidak kontroversi, tidak mengenakan kementerian untuk kepentingan pribadi, itu adalah sikap yang merugikan pemerintahan Prabowo-Gibran dan rakyat juga,” kata Ujang, Sabtu (26/10) dikutip dari Media Indonesia.
Ia menilai Prabowo juga harus mengevaluasi menterinya setiap melakukan hal yang menimbulkan polemik. Selain itu, menteri yang membuat gaduh juga harus mengevaluasi diri dan lebih berhati-hati dalam bekerja.
“Jadi kesembronoan mereka harus diingatkan mesti dievaluasi agar tidak mengganggu menteri yang lain. Oleh karena itu sikap kehati-hatian, perkataan menjadi penting. Jadi jangan asal teken, asal bicara, ada rambu-rambu dan aturan kalau jadi pejabat,” katanya
Sumber: suaranasional
Foto: Calon menteri Prabowo mengikuti pembekalan di Hambalang (IST)