Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan, jumlah petani di Indonesia semakin menyusut lantaran anak-anak muda kurang tertarik untuk meregenerasi pekerjaan tersebut.
Dalam sensus pertanian BPS, mayoritas petani Indonesia berusia di atas 55 tahun. Rinciannya, petani usia 43-58 tahun sebanyak 42,39 persen, perkiraan usia 59-77 tahun sebanyak 27,61 persen dan perkiraan usia 27-42 tahun mencapai 25,6 persen.
Akibatnya, produktivitas petani pun berkurang dan mampu mengancam ketahanan pangan.
"Produktivitas kita menyusut dari waktu ke waktu. Ditambah lagi pelaku petani yang semakin menyusut. Usianya semakin menua, anak-anak muda yang kurang tertarik di sektor pertanian. Ini sebuah urgensi yang harus kita sikapi dengan sungguh-sungguh," kata Moeldoko di KSP, Jakarta Pusat, Rabu (2/10/2024).
Moeldoko menuturkan, pemerintah perlu berupaya untuk mengantisipasi susutnya jumlah petani saat jumlah penduduk kian bertambah.
Tak hanya itu, pemerintah perlu mengekstensifikasi pembukaan lahan baru di sejumlah wilayah mengingat turunnya jumlah lahan baku.
Menurut Moeldoko, luas lahan baku pertanian mencapai 45 juta hektar, namun berkurang sekitar 50.000 - 70.000 hektare per tahun.
"Bagaimana menjawab penurunan luas lahan baku yang semakin mengkhawatirkan karena kurang lebih 50.000 hektare sampai 70.000 hektare setiap tahun terjadi pengurangan lahan baku. Maka perlu ada upaya ekstensifikasi," tuturnya.
Adapun untuk mengatasi hal tersebut, pihaknya bekerja sama dengan Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) Indonesia dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian meluncurkan Program Regenerasi Petani dan World Food Forum (WFF) Indonesia.
Ia meyakini, korporasi petani muda bisa menjadi kunci untuk mendorong generasi muda tertarik menjadi petani.
“Generasi muda memiliki peranan penting dalam memahami bahwa sektor pertanian memberikan keuntungan yang menarik, dan potensi pengembangan yang besar. Apalagi jika melibatkan penggunaan teknologi, maka petani sudah tidak perlu lagi kotor-kotoran semua bisa pakai teknologi,” ujarnya.
Moeldoko menambahkan, program regenerasi petani harus dilakukan secara multi-stakeholder serta didorong secara bersama-sama untuk mempercepat laju regenerasinya.
Ia menekankan bahwa program ini harus berdampak langsung pada peningkatan jumlah petani muda di Indonesia.
“Sumber daya petani kita sudah semakin tua. Mau makan apa kita nanti kalau generasi muda tidak mau jadi petani,” tegas Moeldoko.
Sebagai informasi, program yang dikembangkan KSP ini akan membentuk petani muda yang menerapkan beberapa jenis pertanian yaitu permaculture, pertanian ramah lingkungan, penggunaan teknologi sederhana yang tepat guna hingga smart farming dengan menggunakan teknologi IOT.
Sumber: kompas
Foto: Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko saat meninjau pameran Bali Airshow Intrnasional di Kabupaten Badung, Bali, pada Rabu (18/9/2024). KOMPAS.com/ Yohanes Valdi Seriang Ginta(Yohanes Valdi Seriang Ginta)