Presiden Prabowo Subianto harus waspada, terhadap gelagat Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar), Bahlil Lahadalia yang potensi merugikan pemerintahan yang dipimpinnya.
Pengamat politik Citra Institute, Efriza memandang, Bahlil belakangan memperlihatkan sikap yang tak menghormati Prabowo sebagai Presiden kedelapan RI dalam menyusun kabinet.
Pasalnya, Bahlil mengungkap asal usul Golkar mendapat tambahan 3 kursi menteri di Kabinet Merah Putih. Yaitu, dengan menyebut ada permintaan dari Partai Gerindra untuk mendapatkan kursi Ketua MPR RI.
"Bahlil jelas layaknya tokoh yang bersifat 'duri dalam daging'," ujar Efriza kepada Kantor Berita Politik dan Ekonomi RMOL, pada Sabtu, 26 Oktober 2024.
Menurutnya, komunikasi politik Bahlil cenderung merusak citra pemerintahan, karena seolah-olah Presiden Prabowo bisa dilobi untuk penunjukkan menteri.
"Komunikasi politik Bahlil menunjukkan bukan saja rahasia pengelolaan kekuasaan gampang sekali diumbar ke publik, tetapi sekaligus juga mengesankan hak prerogatif Presiden Prabowo dalam pemilihan menteri-menteri sudah diobral," tuturnya.
Oleh karena itu, dosen ilmu pemerintahan Universitas Pamulang (UNPAM) itu mewanti-wanti Prabowo agar berhati-hati dengan manuver politik Bahlil.
"Yang dapat merusak soliditas pemerintahan dengan komentar-komentar Bahlil yang menjurus kepada pembentukan persepsi dan sentimen negatif publik terhadap Pemerintahan Prabowo ini," demikian Efriza menambahkan.
Sumber: rmol
Foto: Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar), Bahlil Lahadalia/RMOL