Beredar di jejaringan media sosial video negosiasi seorang polisi dengan
pelaku pembubaran diskusi FTS di Kemang.
Dalam video tersebut terlihat sekitar 6 hingga 8 orang yang tenah berdiskusi
yang dikatakan terkait dengan pembubaran acara diskusi Forum Tanah Air (FTA)
di Hotel Grand Kemang.
Salah satu dari sosok yang ada dalam video tersebut menanyakan sampai berapa
lama akan menunggu di sana.
“Kami tidak mau ada ribut-ribut di sini, ada provokasi di sini,” ungkap
sosok yang saat ini ikut di tangkap oleh kepolisian setelah penyerangan
tersebut.
Setelah itu yang lainnya mengatakan bahwa mereka disiruh menunggu 10 menit,
namun karena merasa kelamaan maka mereka ingin segera keluar.
“GM-nya mana, jangan sampai saya keluar,” teriak lainnya.
Namun yang lainnya mencoba untuk menenangkan serta miminta untuk tetap
menunggu.
“Ya udah kita keluar,” ucap sosok yang telah ditangkap oleh kepolisian
tersebut.
Akan tetapi ajakan tersebut kembali dicegah oleh yang lainnya dan meminta
menunggu serta menyinggung Kapolsek.
Salah seorang Polisi kemudian angkat bicara dan mengatakan bahwa mereka
telah di fasilitasi serta meminta untuk tidak usah teriak-teriak.
“Kita saling menghargai, saya di sini melaksanakan tugas, abang-abang
mungkin juga ini ya,” ucapnya.
“Tolong gak usah teriak-teriak, karena selain itu masih ada tamu lainnya,
mohon bantuannya,” tambah sosok Polisi tersebut.
Sosok lainnya yang mengunakan masker juga menyampaiakan untuk
mengordinasikan ‘game’-nya.
“Saya minta game-nya kordinasi sama kita, kalau kita juga tidak mau tunggu
lama pak,” paparnya.
“Tadi sudah saya jelaskan, tunggu dulu, tolong kerjasamanya,” jawab Polisi
tersebut.
Meskipun pihak yang akan melakukan penyerangan terus mendesak dan menanyakan
kapan waktu keluarnya, sosok Polisi tatap bersikeras agar menunggu.
“Sudah tunggu dulu, nanti kita berkordinasi,” ucapnya.
“Kami sudah berusaha untuk menfasilitasi, sabar,” tambah Polisi tersebut
dalam video dari Babah Aldo yang diposting ulang oleh akun X@antoxOn7.
Akun tersebut juga menuliskan narasi ‘Sebelum kejadian Ribut Ribut’ dengan
menention @ReflyHZ, @msaid_didu dan @Mdy_Asmara1701.
Diketahui acara FTA di Hotel Grand Kemang yang dihadiri oleh beberapa tokoh
seperti Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin, dan Pakar Hukum Tata
Negara, Refly Harun di bubarkan oleh segerombolan orang yang tidak dikenal.
Din Syamsuddin melalui chanel youtubenya menyampaikan bahwa pihaknya
membiarkan gerombolan orang tersebut untuk berorasi.
“Ketika mereka masuk dan merusak, ini adalah anarkisme," ujar Din
Syamsuddin.
Din juga memperotes karena ketidakaktifan aparat kepolisian dalam menangani
insiden yang berujung anarkis.
Sedangkan pihak kepolisian telah menangkap 5 orang yang ikut dalam
pembubaran acara FTA tersebut.
Meskipun menangkap 5 orang, namun baru 2 orang yang telah ditetapkan sebagai
tersangka.
Hal tersebut disampaikan oleh Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi selaku Kepala
Bidang Humas Polda Metro Jaya pada Minggu 29 September 2024.
Meskipun telah menetapkan sebagai tersangka, namun identitas mereka belum
disebutkan oleh pihak kepolisian secara resmi.
Tidak hanya itu, pihak Bidang Profesi dan Pengamanan (Bid Propam) Polda
Metro Jaya juga telah memeriksa belasan Polisi termasuk Kapolsek Mampang,
Kompol Edy Purwanto.
Sebelum kejadia Ribut Ribut @ReflyHZ @msaid_didu @Mdy_Asmara1701
— fufufafa (@antoxOn7) October 1, 2024
Prabowo-Gibran Anggi Pertamina Komeng Dhani #FufufafaWapresPsikopat pic.twitter.com/gPIEZkw93l
Sumber:
disway
Foto: Beredar di jejaringan media sosial video negosiasi seorang polisi
dengan pelaku pembubaran diskusi FTS di Kemang.-tangkapan layar X@antoxOn7-