Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengambil langkah tegas dengan
menghentikan sementara seluruh produk latiao dari peredaran. Keputusan ini
diambil sebagai respons terhadap Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan (KLB
KP) jajanan asal China tersebut.
KLB KP itu terjadi di beberapa wilayah Indonesia, di antaranya Lampung,
Sukabumi, Wonosobo, Tangerang Selatan, Bandung Barat, Pamekasan, dan Riau.
Hasil pengujian sementara, BPOM menemukan adanya kontaminasi bakteri
golongan bacillus cereus pada produk pangan olahan latiao.
Kelompok bakteri itu berpotensi menghasilkan toksin yang menimbulkan gejala
sakit perut, pusing, mual, dan muntah sesuai hasil investigasi di atas. Hal
ini disampaikan oleh Kepala BPOM, Taruna Ikrar, dalam konferensi pers di
Jakarta.
"Hasil pengujian laboratorium berdasarkan pengujian terhadap produk yang
diduga menyebabkan KLBKP kami menemukan indikasi kontaminasi bakteri
Bacillus cereus,” ungkap Taruna seperti dikutip Antara, Jumat (1/10/2024).
Saat ini, terdapat 73 produk latiao yang beredar, dan empat di antaranya
terbukti mengandung bakteri berbahaya tersebut. BPOM juga telah memeriksa
gudang importir dan distributor, menemukan bahwa mereka tidak mematuhi
standar Cara Peredaran Pangan Olahan yang Baik (CperPOB).
@tni_polri1 Jajanan Latiao yang sebabkan siswa sd mual#fyp #polisi #polresta #lampung #polda #latiao ♬ suara asli - TNI-POLRI
Kemudian BPOM mengeluarkan perintah kepada importir untuk segera menarik
produk latiao dari peredaran dan pemusnahan terhadap produk yang diduga
menyebabkan KLB KP.
Lantas, apa itu latiao yang belakangan disukai oleh anak-anak? Berikut fakta
mengenai pangan olahan yang berbahan dasar tepung dan memiliki karakteristik
tekstur kenyal serta rasa pedas dan gurih itu.
Bahan Untuk Membuat Latiao
Latiao terbuat dari tepung terigu, kinako (tepung kedelai panggang), dan
minyak cabai. Ketiga bahan tersebut dicampur dengan air, garam, gula,
perasa, minyak sayur, dan beberapa bahan lainnya, lalu dipanaskan pada suhu
tinggi.
Viral di China hingga ke Mancanegara
Makanan ringan ini menjadi terkenal secara nasional dan internasional
beberapa tahun lalu ketika seorang pelajar Cina di luar negeri mengunggah
foto teman-teman sekelasnya yang menikmati makanan ringan itu secara daring.
'Kegilaan' akan latiao juga muncul pada 2016 saat BBC menayangkan dokumenter
tiga bagian tentang perayaan Tahun Baru Cina di mana kedua presenter
terlihat berkeliling di jalan jajanan Cina yang khas, sambil memegang
latiao.
Penjualan Latiao Cukup Menjanjikan di China
Di Tiongkok, industri latiao menghasilkan nilai sekitar 20 miliar yuan
(Rp44,5 triliun), dengan 10 perusahaan masing-masing memproduksi latiao
senilai lebih dari 100 juta yuan (Rp222 miliar) per tahun. Produksi telah
berkembang dalam beberapa tahun terakhir.
Asal Muasal Latiao
Latiao sendiri berarti potongan pedas. Camilan ini berasal dari Kabupaten
Pingjiang, Hunan yang awalnya disebut mianjin. Kemudian, orang Pingjiang
menyebutnya Hanzi yang berarti mala, karena rasanya yang pedas dan
mematikan.
Keamanan Latiao Sempat Dipertanyakan di Negara Asalnya
Sebetulnya, latiao sudah lama ada dan mempunyai banyak penggemar di negara
asalnya, China. Namun, seiring berjalannya waktu, pemerintah pusat dan
daerah mempermasalahkan standar keamanan produknya.
Bahkan, menurut en.people.cn, latiao dilarang dipasarkan di lingkungan
sekolah karena dapat menyebabkan masalah kesehatan. Dilansir CGTN, Badan
Pengawas Obat dan Makanan Hubei melarang masyarakat sekitar untuk membeli
camilan pedas ini.
Sebab, terdapat kandungan asam sorbat dan asam dehidroasetat di dalamnya.
Kedua bahan ini dilarang dicampur di tepung beraroma karena dapat
menimbulkan gangguan kesehatan.
Sumber:
suara
Foto: Jajanan Viral China Latiao Dilarang BPOM (TikTok)