Berbagai jenis prosedur medis estetika kini semakin mudah diakses. Kendati
demikian, tidak semua prosedur itu aman dilakukan, salah satunya adalah
suntik filler ke payudara dan bokong. Dokter Tompi pun belum lama ini
memperingatkan risiko tindakan tersebut.
Selaku dokter spesialis bedah plastik, ia mengimbau untuk masyarakat
terutama wanita menjauhi filler payudara dan bokong.
"Yang saya hormati temen-temen sejawat sekalian terutama GP estetik di tanah
air, TOLONG JANGAN MELAKUKAN TINDAKAN PENYUNTIKAN FILLER KE PAYUDARA-BOKONG
( apapun nama jualannya, karena biasanya diakui bukan sebagai filler,atau
katanya akan larut)," tulisnya pada caption unggahan Instagram, dikutip
Sabtu (23/11).
Pasalnya risiko tindakan itu tidak main-main, yakni bisa menyebabkan
kematian di meja operasi maupun kerusakan jaringan. Tompi bercerita bahwa
sudah banyak ia mendapat pasien yang mengaku sebelumnya mendapat suntikan
filler di payudara.
Pasien-pasien itu pun tak menaruh curiga, karena mereka melakukan suntik
filler itu di klinik kecantikan terkenal. "Memang reaksinya TIDAK SELALU,
tapi tak terduga dan sulit diatasi karena sangat cepat bila berlangsung,"
sambungnya.
Karena itu ia mengimbau masyarakat agar tak gampang tergiur, meski ada
klinik atau pedagang yang mengklaim bahwa prosedur itu aman dilakukan.
"Hati-hati ya, jangan terkecoh oleh pedagang filler tersebut yang mengklaim
aman! Prosedur itu TIDAK DIPERBOLEHKAN secara medis," tandasnya.
Tak cuma dilarang secara medis, Tompi menekankan bahwa suntik filler ke
payudara dan bokong adalah tindakan kriminal.
"Dan itu kriminal. Tidak boleh menyuntikkan barang cair atau artificial
apalagi dalam jumlah besar ke payudara dan bokong. Sekali lagi, apapun
namanya, mau dibilang pengganti kolagen lah, perangsang jaringan payudara,
itu nggak ada. Itu bohong semuanya," terangnya.
Sumber:
suara
Foto: Dokter Tompi ditemui di kliniknya kawasan Bintaro, Tangerang Selatan
pada Senin (22/7/2024). [Rena Pangesti/Suara.com]