Otopsi yang dilakukan oleh dokter forensik Israel menemukan bahwa Kepala Biro Politik Hamas, Yahya Sinwar tidak makan selama tiga hari sebelum dibunuh dalam serangan bom Israel pada 16 Oktober lalu.
Direktur lembaga forensik nasional Israel, Chen Kugel mengungkap bahwa salah satu jari Sinwar diambil untuk mendapatkan sampel DNA guna identifikasi karena ia pernah dipenjara sebelumnya dan memiliki catatan medis.
Kugel menyebut Sinwar awalnya bertahan hidup selama beberapa jam tetapi akhirnya meninggal karena kerusakan otak parah yang disebabkan oleh luka tembak.
Fakta lain yang mencengangkan adalah Sinwar tidak mengonsumsi makanan apapun selama tiga hari sebelum kematiannya.
“Hasil otopsi jenazah Yahya Sinwar menunjukkan bahwa ia tidak makan apapun selama 72 jam terakhir sebelum kematiannya," ungkap Kugel, seperti dimuat Israel Hayom pada Selasa, 5 November 2024.
Sinwar diangkat menjadi pemimpin biro politik Hamas pada bulan Agustus, seminggu setelah pembunuhan pendahulunya Ismail Haniyeh dalam serangan Israel di Teheran.
Israel memandang Sinwar sebagai dalang di balik Operasi Badai Al-Aqsa yang dilakukan oleh faksi-faksi Palestina, termasuk Hamas dan Jihad Islam, terhadap permukiman dan pangkalan militer Israel di dekat Gaza pada 7 Oktober 2023.
Sumber: rmol
Foto: Foto yang beredar di media sosial memperlihatkan jenazah yang tampak mirip dengan pemimpin Hamas, Yahya Sinwar/X