Salah satu tersangka yang menjadi pengendali pemblokiran situs web judi online, AK, bisa berperan penting meski dirinya dinyatakan tidak lolos seleksi sebagai tenaga pendukung teknis sistem pemblokiran konten negara yang bersifat terbatas di Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) pada 2023 lalu.
Diungkap Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam, AK bisa bekerja karena terdapat Standar Operasional Prosedur (SOP) baru dan telah ditetapkan di Kementerian Komdigi.
"Setelah dilakukan pendalaman oleh penyidik, ternyata terdapat SOP baru yang memberikan kuasa kepada AK dan timnya sehingga mereka bisa masuk menjadi tim pemblokiran website di Kementerian Komdigi," kata Ade di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu, 6 November 2024.
Namun demikian, Ade belum bisa menjelaskan secara rinci sejak kapan SOP itu dibentuk.
Sebab, penyidik masih melakukan pendalaman untuk memastikan ada atau tidaknya keterlibatan pihak lain yang sengaja menetapkan SOP baru untuk membuat AK dapat bekerja.
"Temuan ini masih terus dilakukan pendalaman," imbuh Ade.
Polda Metro Jaya sukses membongkar kasus pembukaan blokir situs web judi online dengan menangkap 15 orang tersangka. Di mana, 11 orang di antaranya merupakan pegawai Kemkomdigi dan 4 warga sipil, dan 2 tambahan yang saat ini masih buron.
Modus operandi para tersangka adalah dengan menjaga 1.000 situs web judi online agar tak kena blokir, dan 4.000 situs web lainnya dilaporkan ke atasan untuk diblokir.
Para pelaku mengaku mendapatkan keuntungan Rp8,5 juta dari menjaga situs web judi online agar tak diblokir.
Sumber: rmol
Foto: Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam/RMOL