Seorang mahasiswi perguruan tinggi swasta (PTS) di Kota Semarang berinisial H, 21, diduga menjadi korban pelecehan. Terduga pelakunya adalah seorang manajer Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Kota Semarang berinisial D.
Merasa tidak terima, H didampingi kuasa hukumnya dari LBH Keadilan Joglosemar, Hartono, melaporkan D ke Polrestabes Semarang Rabu (20/11) lalu. Dikutip dari Jawa Pos Radar Semarang, Jumat (22/11), Hartono menyebut, D yang merupakan manager Departemen Penyelamatan Aset BUMN bidang transportasi ini dilaporkan atas dugaan kasus asusila.
"Pengaduannya terkait adanya tindakan pelecehan, asusila. Kami sampaikan surat pengaduan dan permohonan perlindungan hukum kepada Kapolrestabes Semarang, Cq Kasatreskrim, Cq Kanit PPA Polrestabes Semarang," ungkapnya kepada Jawa Pos Radar Semarang Rabu (20/11).
Hartono membeberkan, kejadian yang dialami kliennya tersebut bermula saat korban dipanggil oleh D untuk ke ruangannya pada Senin (18/11) sekitar pukul 08.30 WIB.
Ketika di ruangan tersebut, korban mendapat perlakukan tidak senonoh dari D.
"Sebagai mahasiswi magang, dia menjadi korban perilaku arogan dari seorang level pimpinan, seorang manajer dengan cara dicium, digrepe, dipegang payudara, dan lain sebagainya. Pasca-kejadian memunculkan suatu trauma," imbuhnya.
Sementara, korban mengaku, awalnya tidak mengetahui ketika diminta masuk ke dalam ruangan tersebut. Ia baru pertama kali masuk ke ruangan itu dan juga kali pertama bertemu dengan D.
Sebagai mahasiswi magang, ia menduga diminta untuk memperkenalkan diri pada pimpinan departemen. "Terus saya disuruh duduk, saya ditawari rokok. Saya sudah nolak berkali-kali, tapi tetap dipaksa. Habis itu, saya diajak ngomong yang macam-macam juga. Terus saya dipegang-pegang, digrepe-grepe," katanya.
Merasa risih dengan perbuatan yang dialaminya, H kemudian berupaya untuk keluar ruangan dengan maksud menghindari D. Namun menurutnya, D tidak mengizinkan dan minta supaya tetap duduk di kursi di dalam ruangan tersebut.
"Saya tetap dipaksa di situ, suruh nemenin. Terus akhirnya, saya sampai dipegang pipi saya, langsung dicium. Tapi saya sudah nolak, bilang nggak boleh kayak gitu Pak," jelasnya.
Tak hanya itu, H juga sempat diajak ke luar untuk menemani nongkrong sembari minum kopi. Ia juga dikasih uang untuk naik tranportasi online supaya tidak diketahui orang lain. Namun, semua itu ditolak oleh H.
"Dikasih Rp 50.000, ditawarin diajak ngopi, ini buat kamu naik Grab supaya tidak ada orang tahu. Tapi saya tolak, dia terus ngasih ke saya, sampai di tempelin di payudara saya," bebernya.
Akhirnya, H memaksakan diri dan berhasil keluar ruangan tersebut yang pintunya tertutup namun tidak terkunci. Seketika itu, H mengungkapkan kejadian yang dialaminya ini ke mentor dan kepada pihak kampus perkuliahannya.
"Saya lapor langsung sama mentor saya di tempat magang. Lalu saya langsung pulang, lapor ke kampus juga langsung ditindaklanjuti. Kemudian lapor ke keluarga mintanya saya berhenti aja, nggak usah masuk lagi di situ. Dari kampus juga narik saya untuk nggak masuk lagi di situ," jelasnya.
Sumber: jawapos
Foto: Korban didampingi kuasa hukumnya saat memberikan keterangan usai melapor ke Polrestabes Semarang Rabu (20/11/2024). (M Hariyanto/Jawa Pos Radar Semarang)