Kelompok militer Palestina, Hamas menyampaikan ucapan selamat kepada seluruh rakyat Suriah atas kebebasan mereka setelah rezim Presiden Bashar Al-Assad berhasil digulingkan.
Dalam komentar publik pertamanya sejak konflik Suriah meletus bulan lalu, Hamas menyebut pihaknya berada di sisi rakyat Suriah dan berharap pemerintahan baru juga akan mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina.
"Kami berdiri teguh bersama rakyat Suriah yang hebat dan menghormati keinginan, kemerdekaan, dan pilihan politik rakyat Suriah," bunyi pernyataan Hamas, seperti dimuat Middle East Monitor pada Selasa, 10 Desember 2024.
Dalam pernyataan terpisah, Ziad Al-Nakhala, Kepala Jihad Islam, sekutu Hamas, menyuarakan sentimen itu.
"Jihad Islam berharap Suriah akan tetap menjadi dukungan nyata bagi rakyat Palestina, tujuan mereka yang benar, seperti yang selalu terjadi," kata Nakhala.
Hamas secara terbuka mendukung pemberontakan jalanan Muslim Sunni tahun 2011 terhadap pemerintahan Assad dan mengosongkan markas besarnya di Damaskus pada tahun 2012, sebuah langkah yang membuat marah Iran, sekutu Assad dan kelompok Palestina tersebut.
Hamas, yang akar ideologinya berasal dari Ikhwanul Muslimin Islam Sunni, menjauhkan diri dari Assad, seorang anggota sekte minoritas Alawite, cabang dari Syiah Islam, yang menindak keras pemberontak yang sebagian besar Muslim Sunni.
Namun pada tahun 2022, Hamas memulihkan hubungan dengan pemerintahan Assad dan mengirim delegasi ke Damaskus.
Suriah dan Iran yang dipimpin Assad membentuk poros perlawanan dengan gerakan Hizbullah Lebanon dan kelompok Palestina untuk menentang Israel.
Respons positif Hamas terhadap jatuhnya Assad kontras dengan respons Hizbullah (Muslim Syiah), yang memainkan peran utama dalam mendukung Assad selama bertahun-tahun perang.
Sumber: rmol
Foto: Warga Suriah merayakan jatuhnya rezim Assad di Damaskus/Net