Tindak-tanduk Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) beberapa waktu ke belakang, dinilai tengah berupaya merusak hubungan Presiden ketujuh RI Joko Widodo dengan Presiden Prabowo Subianto demi jatah kursi menteri.
Pengamat politik Citra Institute, Efriza, menilai pernyataan PDIP baru-baru ini yang menyebut Jokowi dan keluarganya yang terjun politik praktis bukan kader, merupakan isyarat politik yang diberikan kepada Presiden Prabowo.
"Sangat memungkinkan PDIP ingin mencoba merayu Prabowo untuk mempercayai PDIP berada di pemerintahan. Tapi hanya dengan satu syarat, (yaitu) melenyapkan pengaruh Jokowi di pemerintahan," ujar Efriza kepada RMOL, Selasa, 10 Desember 2024.
Dosen Ilmu Pemerintahan di Universitas Pamulang itu memandang, beberapa pos kementerian dan lembaga yang berdiri di masa pemerintahan Presiden Prabowo berpotensi ditempati PDIP. Karena terdapat permasalahan hukum yang terungkap di publik.
Sehingga menurutnya, PDIP kini tengah bermanuver menarik perhatian Prabowo untuk mau menggaet partai berlogo banteng moncong putih itu bergabung di pemerintahan.
"Jelas agenda PDIP adalah menarik perhatian masyarakat, Partai Gerindra, dan Presiden Prabowo, dengan merusak nama baik Jokowi dan keluarganya," pungkas Efriza.
Sumber: rmol
Foto: Presiden Prabowo Subianto saat mengunjungi Joko Widodo di Solo/Instagram