Kholid nelayan viral menuai sambutan lantaran aksi lantangnya menolak pagar
laut di Tangerang. Bahkan, Kholid secara gamblang mengaku dirinya tak takut
ikut membongkar dalang proyek ilegal tersebut.
Bukan tanpa sebab, Kholid termasuk nelayan yang turut terdampak. Bersama
para nelayan lain, ia merasakan kerugian secara langsung akibat adanya pagar
laut sepanjang 30,16 kilometer sejak beberapa bulan terakhir.
"Kita sebagai masyarakat sudah terlalu diinjak. Bahkan diinjak di dataran
paling bawah sehingga sudah tidak ada dataran lagi kan berarti nunggu
loncatan tertingginya. Ya inilah meledek, viral," ujarnya seperti dilihat
dari unggahan akun TikTok @kholid.miqdar, Minggu (26/12/2025).
"Ini kehendak Allah, bukan berarti kemampuann saya. Tapi mungkin ini cara
Allah membantu atau mendengar jeritan masyarakat yang terzalimi,"
sambungnya.
Diketahui, pagar laut di Tangerang telah dibongkar oleh pemerintah. Namun
pemiliknya belum secara gamblang diungkap dan dimintai pertanggungjawaban.
@kholid.miqdar Kemerdekaan bicara adalah diatas segala kemerdekaan makasih
♬ suara asli - Kholid Miqdar
Pagar laut di Tangerang santer dikabarkan memiliki sertifikat Hak Guna
Bangunan (SHGB) dan Sertifikat Hak Milik (SHM) yang terkait dengan Agung
Sedayu Group (ASG). Teranyar, Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Badan
Pertanahan Nasional (BPN) pun mencabut 50 SHGB/SHM atas nama PT Intan Agung
Makmur (IAM) di Desa Kohod.
Ketika disinggung alasannya berani memproters pagar laut Tangerang, Kholid
tersenyum. "Pertanyaan ringan," selorohnya.
Nelayan asal Serang itu menekankan jika semua yang ada di muka bumi adalah
milik Sang Pencipta. Tidak ada alasan baginya untuk gentar menghadapi
keserakahan yang dibuat sesama manusia.
"Sudah saya bilang, selain Tuhan Yang Maha Esa (Allah), semua kekuasaan di
muka bumi ini lenyap, punah. Harta, ketenaran, kehebatan, kesaktian,
kekuasaan, apa saja, selain dari Allah punah. Makanya yang saya hadapi
keserakahan dan kerakusan," ungkapnya.
Kholid juga menegaskan dirinya tak takut kehilangan nyawa karena persoalan
seperti ini. Baginya, dunia hanya tempat singgah sehingga tak perlu ciut
nyali.
"Saya gulung (keserakahan), takut sama siapa? Ujungnya kan mati. Mati bagi
saya (seperti) telur menetas, paham telur itik netas piak piak piak, pindah
ke alam lebih luas sehingga saya lebih merdeka tidak terkungkung oleh jasad.
Itu saja, udah selesai,"
"Takut sama siapa? memangnya hidup ini selesai di dunia doang? Dunia ini
(hanya) persinggahan," pungkasnya.
Sumber:
suara
Foto: Kholid nelayan. [Tangkapan layar YouTube Indonesia Lawyers Club]