Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Panjaitan buka suara terkait banyak pihak-pihak yang mengkritik program makan bergizi gratis (MBG) program Presiden Prabowo Subianto yang telah dijalankan serentak sejak Senin 6 Januari 2025.
Menurutnya dengan adanya program makan gizi gratis, perputaran ekonomi di setiap daerah mengarah ke dampak yang positif. Hal tersebut dijelaskannya karena melalui program ini, akan banyak transaksi, seperti belanja bahan baku hingga proses pendistribusian makanan kepada sekolah-sekolah.
“Jadi pikiran Presiden membuat makan bergizi itu, kalau ada kritik, sebenarnya jangan cepat kritik, tunggu lihat dulu, kita ini kadang sok tahu, padahal waktu dia pejabat dia juga maling juga,” ujar Luhut di Jakarta.
1. Tidak Terburu-buru Mengkritik Program Makan Bergizi Gratis
Ramainya kritikan membuat Luhut meminta kepada semua pihak untuk tidak tergesa-gesa mengkritik program ini.
“Jadi kita tunggu saja lihat, sekarang Anda lihat, anak yang makan itu, mereka mungkin banyak yang jarang makan ayam, makan telur, sekarang banyak,” tambahnya.
2. Program Makan Gizi Gratis sebagai Topang Ekonomi Daerah
Luhut mengatakan, melalui dua program Prabowo, yaitu Makan Gizi Gratis dan Dana Desa kurang lebih terdapat Rp8 – 9 Miliar perputaran uang di desa setiap tahunnya. Sehingga, hal ini diyakini dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yang merata di setiap daerah.
“Sekarang ada makan bergizi, kita mau bikin the Govtech, kami hitung-hitung ada perputaran Rp8-9 miliar per tahun di desa, ini angka yang besar, itu akan membuat pemerataan, mengurangi kemiskinan dan stunting,” pungkasnya.
Sumber: okezone
Foto: Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Panjaitan/Net