Namarin: Rencana Penggabungan Pelni dan ASDP ke Pelindo Keblinger -->
Minggu 16 Mar 2025

Notification

×
Minggu, 16 Mar 2025

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Namarin: Rencana Penggabungan Pelni dan ASDP ke Pelindo Keblinger

Selasa, 04 Februari 2025 | Februari 04, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-02-05T01:44:27Z

Wacana penggabungan PT ASDP dan PT Pelni ke PT Pelindo yang pernah dilontarkan Menteri BUMN Erick Thohir dan telah disetujui Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi merupakan kebijakan yang sesat pikir.

Hal itu diutarakan Direktur Lembaga Maritim Nasional (Namarin), Siswanto Rusdi, Senin malam, 3 Februari 2025.

“Erick Thohir sepertinya tidak berpikir panjang dengan gagasan penggabungan tadi. Ini kebijakan yang sesat dan juga keblinger,” kata Siswanto.
  
Menurut dia, penggabungan Pelindo saat ini dinilai banyak pihak berhasil dan sejauh ini ada sejumlah pencapaian yang patut diapresiasi. 
“Namun bukan berarti tidak ada masalah atau tantangan yang muncul dan belum dapat diatasi oleh manajemen puncak sampai saat ini,” jelasnya.

Sambung Siswanto, dengan bergabungnya Pelni dan ASDP ke dalam jajaran Pelindo, tentunya masalah akan semakin besar. 

Ia menjelaskan bahwa tantangan pertama dari integrasi asimetris ini pada sisi bisnis yang cukup jauh. Dua entitas pertama adalah perusahaan pelayaran sedangkan entitas kedua merupakan operator pelabuhan. 
“Direksi Pelindo jelas akan menghadapi kendala pengelolaan nantinya karena tidak memiliki pemahaman yang cukup dalam bidang pelayaran,” bebernya. 

Kondisinya tidak akan lebih baik jika “penghuni” baru grup Pelindo itu nantinya dijadikan anak usaha yang membidangi bisnis perusahaan. 

“Masalahnya terletak pada ketidaksesuaian genetis kedua bidang usaha, bagai udara dan minyak,” ungkapnya. 

Ia mencontohkan perusahaan pelayaran Malaysia, MISC, yang berada di bawah bendera Petronas, boleh dibilang “hidup segan mati tak mau”. 
Grup Pelindo memang memiliki cucu usaha dalam usaha pelayaran, dalam hal ini Jasa Armada Indonesia (JAI), tetapi status ini tidak dengan sendirinya menjadikan Pelindo dapat menjalankan bisnis pelayaran. 

Soalnya, kata Siswanto, JAI hanyalah perusahaan pelayaran yang bergerak dalam jasa towing di seputaran pelabuhan sementara Pelni dan ASDP merupakan pemain perairan jauh alias melintasi wilayah. 

Tantangan berikutnya menurut Siswanto adalah masa depan bisnis yang tidak prospektif. 
“Baik Pelni dan ASDP sesungguhnya perusahaan yang kinerjanya biasa-biasa saja. Malah relatif berdarah-berdarah. Segmen usaha yang digeluti tergolong bidang yang tidak menjanjikan,” ungkapnya. 

“Kalau ini sudah keputusan menteri, ya semoga hubungan ini berjalan baik lah,” pungkas Siswanto. 

Sumber: fnn
Foto: Ilustrasi/Net

×
Berita Terbaru Update
close