Pengesahan RUU TNI yang dilakukan oleh DPR RI memicu aksi unjuk rasa yang
dilakukan oleh masyarakat. Namun, di antara kerumunan demonstran yang
menolak revisi Undang-undang TNI tersebut, terdapat beberapa orang yang
mendukungnya.
Dalam video yang beredar di media sosial, terlihat segelintir orang yang
berdiri di depan Gedung DPR RI, Jakarta, pada Kamis (20/3/2025) sembari
membawa spanduk berwarna merah putih.
Pada spanduk tersebut terdapat keterangan yang berbunyi, "Aksi damai! Dalam
rangka mendukung RUU TNI, mendesak DPR RI dan pemerintah segera mengesahkan
RUU TNI demi tegaknya negara kesatuan Republik Indonesia".
Penasaran dengan alasan mengapa massa aksi tersebut mendukung RUU TNI,
beberapa orang pun bertanya secara langsung. Hal ini terlihat dalam cuplikan
video yang dibagikan oleh akun X @MiskinTV_.
Tampak dua orang pemuda berbaju hitam yang berdiri di depan Gedung DPR RI
dan ingin mewawancarai para massa aksi yang mendukung RUU TNI.
"Selamat siang teman-teman, kita ada di depan gerbang DPR, di mana banyak
masyarakat yang mendukung RUU TNI. Coba kita tanya satu-satu, kira-kira
kenapa mereka mendukung. Mas, kenapa mendukung mas?" tanya salah satu lelaki
tersebut sambil berjalan mendekati massa aksi.
Minimal kalo nyewa orang buat demo itu dikasih briefing dulu. Kocaaaaakkk pic.twitter.com/PWP2eJS7Zr
— SobatMiskinTV (@MiskinTV_) March 20, 2025
Namun, pria yang memegang spanduk tersebut tidak memberikan alasannya. Ia
hanya menjawab bahwa dirinya tak tahu.
"Nggak tahu," jawab salah satu massa aksi sembari menggelengkan kepala.
Pria di video itu kemudian berusaha untuk bertanya ke pendukung lainnya.
"Ini kita ada yang mendukung ya, hebat sekali. Kira-kira, kenapa mas
mendukung RUU TNI?" tanyanya lagi.
Alih-alih langsung menjawab, pendukung RUU TNI tersebut terlihat bingung. Ia
terlihat celingak-celinguk seolah mencari bantuan, sebelum akhirnya menarik
spanduk dan menyembunyikan wajahnya.
"Nggak tau kenapa, tapi mendukung," jawabnya.
Video yang telah ditonton sebanyak lebih dari 5,2 juta penayangan itu pun
menuai beragam komentar. Jawaban yang diberikan oleh massa aksi pendukung
RUU TNI itu menarik atensi publik. Namun, warganet menduga jika massa aksi
tersebut hanyalah demonstran bayaran karena tak mampu memberikan alasan yang
logis.
"Minimal kalau nyewa orang buat demo itu dikasih briefing dulu. Kocak,"
tulis pemilik akun.
Sebelumnya, sejumlah pihak telah menyuarakan penolakan untuk revisi
Undang-undang Tentara Nasional Indonesia, salah satunya Yayasan Lembaga
Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI).
Menurut YLBHI, revisi UU TNI tersebut membuka potensi kembalinya dwifungsi
ABRI yang justru bertentangan dengan amanat reformasi, mengancam demokrasi,
negara hukum, dan hak asasi manusia (HAM).
Lebih lanjut, RUU TNI dinilai bertolak belakang dengan agenda reformasi yang
seharusnya mendorong fungsi TNI sebagai alat pertahanan negara. Jika
undang-undang tersebut diterapkan, maka TNI dapat kembali ke ranah
sosial-politik dan ekonomi-bisnis, sebagaimana hal serupa juga terjadi di
era Orde Baru.
Oleh karena itu, tak sedikit publik yang turut mengkhawatirkan hal tersebut.
"Ini alasan kenapa pemerintah tidak memperbaiki sektor pendidikan, karena
rakyat bodoh bisa diberdayakan untuk kepentingan pemerintah dan murah pula,
paling per orang 50 ribu," komentar @kaca**********
"Ya Allah jujur kalau dilihat dari sisi lain kasihan, karena mereka dengan
entengnya mengiyakan demo buat pemerintah mungkin untuk upah seminimum
mungkin biar bisa menghidupi dirinya," tambah @ells*********
"Nggak tau kenapa, tapi mendukung. Bukti mental rakyat harus diubah, kalau
gini terus akan selamanya jadi mainan," timpal @pansea**********
"Nah ini contoh grassroot, mereka nggak akan sadar, tunggu bener-bener nggak
ada lagi sewa buzzer atau orang-orang yang begitu baru deh pada sadar
negaranya lagi hancur," sambung @n928*********
"Bisa lihat kan level pendidikan negara ini. Malu sih kalau sampai sekarang
masih apatis dan merasa efeknya nggak berdampak ke kalian," tulis @inie*****
Sumber:
suara
Foto: Dua wanita tetap berdiri tegap membawa poster berisikan penolakan
terhadap RUU TNI di depan gerbang Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta.
(Suara.com/Novian)