Hasan Nasbi: Kognitif Harus Dilawan Kognitif -->
Jum'at 18 Apr 2025

Notification

×
Jum'at, 18 Apr 2025

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Hasan Nasbi: Kognitif Harus Dilawan Kognitif

Jumat, 11 April 2025 | April 11, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-04-11T11:21:41Z

JAKARTA -- Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, menanggapi tudingan sejumlah pihak yang menyebut pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan para pemimpin redaksi (Pemred) media nasional sebagai bentuk pembungkaman pers.

Dikatakan Hasan, tudingan tersebut sangat tidak masuk akal, apalagi mengingat format pertemuan berlangsung terbuka.

Bukan hanya itu, Hasan menyebut bahwa dalam pertemuan juga tanpa batasan pertanyaan, serta direkam secara lengkap untuk disiarkan oleh semua media yang hadir.
"Dianggap pembungkaman pers. Padahal, pemrednya diajak ngomong oleh Presiden di perpustakaan Presiden, boleh nanya apa aja. Dan Presiden jawab," kata Hasan dalam pernyataannya, dikutip pada Kamis (10/4/2025).

Hasan menambahkan bahwa seluruh jalannya dialog direkam tanpa ada pengaturan atau sensor, dan media yang hadir diberi kebebasan untuk menayangkannya secara utuh.

"Direkam pula dan semua boleh nayangin. Gak ada draft pertanyaan dan gak boleh dipotong," lanjutnya.
Ia menyesalkan adanya pihak yang melabeli para Pemred sebagai pihak yang sudah dibeli, hanya karena menerima undangan untuk berdialog langsung dengan Presiden.

“Kalau mereka potong, mungkin karena membatasi durasi. Tapi semua pertanyaan Pemred ada dokumentasinya dan itu akan mereka siarkan," tukasnya.

"Tapi oleh orang yang melakukan perang kognitif, pertemuan ini dilabel sebagai pembungkaman. Ini harus dilawan,” tegas Hasan.
Kata Hasan, hal semacam ini bukan sekadar masalah opini publik, tetapi sudah masuk ke ranah manipulasi kesadaran masyarakat atau "perang kognitif."

"Kalau hanya klarifikasi, informasi, ya kalah kita. Logika semacam itu harus dilawan dan harus dipatahkan," jelasnya.

Hasan juga mengungkapkan keprihatinan terhadap para Pemred yang sudah teruji rekam jejak profesionalismenya, seperti Najwa Shihab dan Uni Lubis, yang justru diserang secara personal hanya karena hadir dalam forum resmi bersama Presiden.
"Orang-orang ini kasihan. Selama ini punya track record bagus, nanti gak mau lagi diundang Presiden. Kalau diundang, mereka dibully. Karena kekacauan berpikir tadi," ucap Hasan.

Hasan bilang, penting untuk melawan narasi-narasi sesat dengan cara yang sepadan agar giringan opini publik bisa terkontrol.
“Kan instrumen kita itu hanya bisa opini lawan opini. Perang informasi lawan informasi. Tapi kalau perang kognitif, juga harus dilawan kognitif. Kalau sudah memanipulasi kesadaran orang, kita juga harus membentuk kesadaran orang dong,” kuncinya. I sr
×
Berita Terbaru Update
close